Bagi seorang murid mencari-cari alasan dan mengada-ada udzur (untuk tidak hadir dimajlis dzikir) hukumnya adalah makruh sebagaimana diungkapkan oleh Imam Sya’rani dalam kitab Qowa’idnya beliau berkata :

” إعلم أنه لا ينبغي للمريد أن يتعلل في عدم حضور مجالس الذكر…”

Artinya: ”Ketahuilah bahwasanya mengada-ada alasan untuk tidak menghadiri majelis-majelis dzikir adalah sikap yang tidak pantas bagi seorang murid….”

Dengan demikian kehadiran seorang murid merupakan kewajiban dan bentuk tangggung jawab atas janjinya dia harus mulazamah dengan zawiyah, mengikuti majlis-majlis pembacaan hizib dan wadzifah dan (wajar) jika murid berhalangan hadir sewaktu-waktu namun mustahil halangan tersebut terjadi secara terus menerus.

Oleh karena itu Syekh Muneim berwasiat pada segenap para murid untuk bermulazamah pada zawiyah dan memakmurkan waktunya dengan menghadiri kegiatan zawiyah secara berjamaah, saling membantu satu sama lain dalam penyebaran thoriqoh Shiddiqiyyah Syadziliyyah dan jadilah penolong bagi sesama murid yang lainnya.

Nabi Musa As (pun) memohon kepada Allah Swt untuk menjadikan saudaranya (Nabi Harun As) sebagai pembantunya supaya bisa meneguhkan perjuangan dalam menyampaikan da’wah (bersama-sama), dan Allah Swt mengabulkan permohonannya :

قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ

Allah berfirman: “Kami (Allah) akan membantumu atau meneguhkanmu dengan saudaramu,…..” [QS: Al Qashash/28 ayat 35]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid