Jakarta, Aktual.com — Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) menilai, keberadaan konsultan Indonesia sampai saat ini perannya masih terkonsentrasi di sektor infrastruktur.

“Padahal, perannya untuk sektor lain seperti untuk pembangunan poros maritim, sangat dibutuhkan. Tapi, faktanya kami masih sebagai penonton,” kata Ketua Umum DPN Inkindo Nugroho Pudji Rahardjo, dalam pernyataan tertulis, di Jakarta, Minggu (27/9).

Menurutnya, hal itu terjadi karena persepsi konsultan sebagai partner strategis pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, belum merata di seluruh instansi.

“Ini, terkait dengan aspek kebijakan dan regulasi, contohnya ‘billing rate’ (imbalan) konsultan masih belum layak, sehingga para lulusan perguruan tinggi tidak tertarik untuk berprofesi sebagai konsultan,” katanya.

Menurut Nugroho, saat ini Indonesia sangat membutuhkan peran jasa konsultan, khususnya untuk pembangunan poros maritim dunia mulai dari merumuskan strategi dan kebijakan pembangunan poros maritim, hingga perencanaan wilayah ataupun sektor-sektor maritim terkait lainnya.

Dikatakan Nugroho, selain imbalan yang rendah, jumlah perguruan tinggi yang memiliki jurusan kemaritiman juga masih langka, sehingga pasokan Sumber Daya Manusia di sektor kemaritiman sangat terbatas jumlahnya.

Ia juga menegaskan, Indonesia belum memiliki Undang-Undang Jasa Konsultansi yang melindungi kepentingan penyedia maupun pengguna jasa konsultan serta bermanfaat sebagai rujukan peraturan tertinggi bagi berbagai peraturan terkait dengan penggunaan jasa konsultan.

“UU Jasa Konsultan ini juga strategis untuk memberdayakan konsultan nasional, sehingga dapat memberikan kepastian peluang usaha, pengembangan kompetensi dan menjamin sistem insentif, baik bagi konsultan perorangan maupun perusahaan konsultan dalam meningkatkan daya saing regional dan internasional,” katanya.

Oleh karena itu, tambahnya, pada Rakernas Inkindo akhir bulan ini, akan dibahas berbagai isu strategis terkait dengan pengembangan usaha jasa konsultansi.

“Melalui diskusi pada rakernas nanti, diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah operasional yang konkrit untuk menyukseskan pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia secara komprehensif,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka