Padang, Aktual.com — Sekitar 70 persen sapi di Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), terserang penyakit cacingan dari jumlah populasi yang ada.
Kepala UPT Puskeswan Pariaman Anang Yusuf, di Pariaman, Senin (23/11) mengatakan, data tersebut berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan kepada hewan ternak sapi yang ada di kota itu.
“Dari 70 persen sapi yang terserang penyakit cacingan tersebut, 10 persen dinyatakan kategori parah,” kata dia.
Ia mengatakan ciri-ciri hewan ternak sapi jika terserang penyakit cacingan diantaranya, badan kurus, mengalami diare, bulu terlihat kusam, dan terdapat cacing di sekitar kelopak mata sapi tersebut.
Ia menyebutkan seharusnya hewan ternak sapi harus diperiksa dan diberi obat cacing minimal satu kali dalam tiga bulan untuk mewaspadai terjadinya penyakit cacingan pada hewan tersebut.
Untuk Kota Pariaman sendiri, setiap tahunnya pertumbuhan populasi sapi berkisar lima persen. Pada 2015, pemerintah setempat telah mengadakan beberapa kali Inseminasi Buatan untuk hewan ternak sapi di kota itu.
“Dari periode Januari hingga November 2015 tercatat sebanyak 260 ekor sapi dengan kawin suntik yang telah diadakan,” katanya.
Ia merinci 80 persen diantaranya merupakan bibit sapi smental, 15 persen bibit sapi bali, dan lima persen merupakan bibit sapi brahman dan PO.
Meskipun tidak membawa bahaya yang fatal bagi konsumen, ia juga menyarankan kepada masyarakat agar rutin mengadakan kontrol kesehatan hewan ternaknya.
Anang juga menyarankan kepada masyarakat jika ingin melakukan inseminasi buatan disarankan kepada bibit sapi smental, karena bibit sapi simental cukup baik untuk dikembangbiakan.
Untuk satu ekornya, sapi jenis simental yang baru berumur lima bulan dihargai hingga Rp15 juta untuk jenis kelamin jantan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan