Berita wafatnya kiai sepuh pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadilah yang juga Mustasyar (penasehat) PBNU itu tersiar melalui media sosial seperti Whatsap Group dan Facebook.
Dirangkum dari berbagai sumber, KH Dimyati Rois pernah nyantri di berbagai pesantren antara lain Pesantren APIK Kaliwungu dan Pesantren Lirboyo. Karena dianggap mumpuni secara keilmuan, KH Dimyati Rois juga diminta jadi menantu oleh KH. Ibadullah Irfan, sesepuh Kaliwungu.
Selama hidup, Mba Dim dikenal sebagai seorang ulama kharismatik. Namun, di tengah kepopulerannya, almarhum tampil sederhana, mudah bergaul dan aktif berorganisasi.
Selain menjabat sebagai Mustasyar PBNU, Kiai Dimyati juga merupakan salah satu ahlul halli wal aqdi (Ahwa) yang memilih Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar di Lampung pada Desember 2021. Mbah Dim juga merupakan AHWA pada Muktamar NU ke-33 di Jombang pada 2015.
Tak hanya itu, KH Dimyati Rois juga ulama yang menjadi tokoh sentral Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan menduduki posisi Ketua Dewan Syuro DPP PKB.
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin