Jakarta, Aktual.co — Insiden penembakan empat warga sipil yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian di Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua sudah sampai di telinga Presiden Joko Widodo.
Hal itu disampaikan oleh Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Senin (8/12) malam.
Kata mantan KSAL itu, hingga Senin (8/12) malam, kepolisian masih melakukan verifikasi tentang jumlah korban dalam insiden tersebut.
“Kapolri sudah melapor ke beliau (Jokowi). Presiden meminta kapolri menyesuaikan saja, karena beliau tahu medannya,” ujarnya.
Tedjo Edi juga mengatakan adapun kronologis dan jumlah korban penembakan tersebut masih simpang siur.
“Informasi terakhir yang didapat adalah 4 warga sipil tewas,” sergahnya.
Sedangkan, lanjutnya, informasi kronologis penembakan ini diduga berawal dari aksi massa yang melawan aparat. Nah, saat itu aparat membela diri, dan sudah diberikan peringatan, tapi akhirnya ada korban.
Sebelumnya, Dewan Adat Paniai, John Gobay mengatakan, kerusuhan ini disebabkan aksi penembakan lima warga sipil oleh aparat TNI-Polri di Lapangan Karel Gobai, Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Enarotali, Senin.
Menurut John, lima warga yang tewas itu sebelumnya berniat menuntut klarifikasi atas kasus penganiayaan warga oleh dua orang yang diduga adalah aparat pada Minggu (7/12) malam. John Gobay menjelaskan, insiden itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIT, ketika ratusan warga dari Kampung Ipakije berkumpul di Lapangan Karel Gobai. Suasana memanas, ujar dia, ketika massa membakar mobil Fortuner yang dipakai dua orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan.
Usai pembakaran mobil tersebut, massa kembali ke lapangan sembari melakukan waita, tarian perang. Aparat TNI-Polri yang berkumpul di Mapolsek Paniai Timur berusaha membubarkan massa tetapi justru massa bertambah banyak dan masih terus melakukan waita.
“Aparat kemudian melepaskan tembakan yang mengakibatkan 4 warga meninggal di tempat, dan puluhan orang lainnya luka-luka. Lima orang yang meninggal yakni Habakuk Degei, Neles Gobay, Bertus Gobai, Saday Yeimo dan Apinus Gobai,” sebut John Gobay.
Artikel ini ditulis oleh:

















