PTH Direktur Utama PT Pertamina Gas Indra Setyawati (kiri), Direktur PIMR PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso (tengah), Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk Jobi Triananda Hasjim (kanan) berfoto bersama saat Konferensi Pers Holding Migas PGN - Pertagas di Kantor Kementerian BUMN RI, Jakarta, Senin (21/5/2018).
PTH Direktur Utama PT Pertamina Gas Indra Setyawati (kiri), Direktur PIMR PT Pertamina (Persero) Gigih Prakoso (tengah), Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk Jobi Triananda Hasjim (kanan) berfoto bersama saat Konferensi Pers Holding Migas PGN - Pertagas di Kantor Kementerian BUMN RI, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Jakarta, Aktual.com – Kementerian BUMN menilai Holding migas berbeda dengan holding Tambang yang cepat selesai diintegrasikan. Holding migas memerlukan proses yang panjang sehingga memerlukan update secara intens.

“PT Pertamina ditunjuk menjadi induk Holding migas. Melalui proses imbreng, PGN diintegrasikan ke dalam Pertamina meliputi saham dua warna. Kemudian nanti Pertagas akan diintegrasikan ke dalam PGN. Pertagas akan menjadi anak usaha PGN,” ujar Direktur PIMR PT Pertamina (persero) Gigih Prakoso di Jakarta, Minggu (21/5).

Penggabungan Pertagas ke PGN akan menciptakan efisiensi dalam rantai bisnis gas bumi sehingga tercipta harga gas yang lebih terjangkau kepada konsumen. Selain itu, diharapkan terjadi peningkatan kapasitas dan volume pengelolaan gas bumi nasional, peningkatan kinerja keuangan holding BUMN Migas, memperkuat infrastruktur migas dan penghematan biaya investasi dengan tidak terjadinya lagi duplikasi pembangunan infrastruktur antara PGN dan Pertagas.

“Infrastruktur akan dikembangkan di seluruh kawasan Indonesia. Meliputi kawasan barat yang menghubungkan Sumatera-Jawa. Sedangkan kawasan timur menggunakan supply poin dengan regasifikasi LNG. Hal tersebut dilakukan melalui peningkatan supply gas domestik, efektifitas dan efisiensi distribusi gas, optimalisasi infrastruktur gas dan meningkatkan investasi,” jelas Gigih.

Dengan integrasi Pertagas menjadi anak usaha PGN, akan mempermudah penyusunan infrastruktur gas secara nasional. Sehingga diharapkan ketahanan energi nasional terus meningkat dan tidak ada pembangunan infrastruktur suplai gas yang tumpang tindih ke end konsumen.

“Hampir semua timeline implementasi sudah dilakukan, mulai dari RUPS PGN sampai dengan Integrasi Pertagas ke PGN yang selesai dilakukan pada 26 April. Kami masih melakukan proses, diharapkan 29 Juni dilakukan RUPS luar biasa perseroan dimana salah satu agenda adalah persetujuan valuasi nilai Pertagas ke PGN,” jelasnya.

Ada tiga tahapan, pertama integrasi yang ditargetkan selesai dalam 100 hari. pada tahapan ini menyusun visi dan misi, memodelkan operasional dan struktur organisasi serta pelaksanaan jaringan yang teritegrasi PGN-pertagas.

“Tahap dua, fully integrated bisnis diharapkan selesai dalam dua-tiga tahun. tahap ini melakukan perencanaan bisnis gas yang terpadu. inisiatif sinergi, jaringan dan pelaksanaan yang terintegrasi serta fungsi back end yang terintegrasi pula,” jelasnya.

Ketiga, membentuk world class company ditargetkan tercapai dalam lima tahun ke atas. Salah satu yang dilakukan adalah membentuk bisnis dan jaringan dan SDM world class, serta fungsi back end.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka