Jakarta, Aktual.com – Logam mulia (LM) dinilai masih sebagai investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan, tercermin dari harga emas yang cenderung menunjukkan kenaikan di Indonesia.
Pada awal pekan 5 Maret 2022, harga logam mulia emas ANTAM tercatat sebesar Rp1.005.000 per gram, naik Rp3.000 dibanding hari sebelumnya sebelumnya.
“Sejak awal 2022, potensi investasi LM sangat menarik dan menguntungkan. Apalagi harga emas dunia terus mengalami kenaikan signifikan,” kata pengamat pasar modal dari Esandar Arthamas, Lukman Hqeem di Jakarta, Ahad (6/3).
Menurutnya, dua faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas saat ini. Pertama, terkait kekhawatiran kenaikan inflasi di sejumlah negara besar dunia. Kedua, situasi geopolitik yang memicu ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global usai dihantam pandemi COVID-19.
Ia memaparkan berlanjutnya invasi Rusia ke Ukraina juga semakin memperkeruh situasi dan membuat stabilitas politik di Eropa terganggu.
Pada situasi yang tidak menentu tersebut, membuat emas sebagai aset pengaman investasi atau safe haven, sekaligus menjadi alat lindung nilai (hedging) untuk menjadikan emas sebagai salah satu instrumen investasi favorit.
Ia menjelaskan dari tahun ke tahun harga LM cenderung naik, namun ada kalanya mengalami koreksi karena faktor teknis dimana investor ritel cenderung membukukan keuntungan. Sementara bagi investor besar termasuk bank-bank sentral, emas justru menjadi peluang dalam mengakumulasi pembelian kembali.
Menurut catatan, harga logam mulia di pasar Indonesia sempat menyentuh harga premium mendekati Rp1,2 juta per gram dan kini diperdagangkan pada kisaran Rp1 juta per gram.
“Melihat fundamental dan teknikal, maka saat ini sangat menarik untuk melakukan pembelian dan investasi pada logam mulia. Harga emas batangan logam mulia saat ini memiliki tingkat likuiditas yang baik,” katanya.
Harga emas di pasar global pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), terus bergerak menuju target 2.000 dolar AS per ounce karena kian memburuknya agresi Rusia di Ukraina.
Kontrak emas untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melambung 30,7 dolar AS atau 1,59 persen menjadi ditutup pada 1.966,60 dolar AS per ounce, atau kenaikan sepekan terakhir sebesar 4,2 persen, merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak Juli 2020.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid