Jakarta, Aktual.com – Indonesia Petroleum Association (IPA) merilis data yang menunjukkan terjadinya penurunan investasi sektor hulu migas pada masa kinerja tahun 2015-2016. Penurunan ini terhitung signifikan hingga 27 persen secara year to year
Berdasarkan paparan Direktur Eksekutif IPA, Marjolijn Wajong, pada tahun 2015 investasi hulu migas sebesar USD 15,34 miliar namun pada 2016 menurun menjadi USD 11,15 miliar.
“Ini bukan masa yang mudah bagi oil and gas. Saya akan lihatkan ada beberapa hal yang bikin kita harus prihatin di industri migas. Investasi itu turun dari 2015 ke 2016 turun 27 persen bahkan pada tahun 2017 tren menurun belum bisa diatasi,” katanya di Jakarta, Rabu (10/5).
Akibatnya lanjut dia, jumlah wilayah kerja (WK) Migas juga mengalami penurunan. Bahkan penurunan ini telah terjadi sejak 2013. Pada saat itu jumlah WK sebanyak 238, pada 2014 sebanyak 235, lalu turun lagi 228 dan 2016 turun menjadi 199.
Dari jumlah itu diketahui WK aktif sebanyak 110, WK Migas Nonkonvensionl 52 dan 37 dalam proses terminasi 37.
“Penurunan invest ini menyebabkan total wilayah eksplorasi turun dari 238 di 2013 sehingga 199 di 2016. Sebanyak 37 nya adalah WK proses terminasi,” paparnya.
Paralel dengan itu, cadangan migas juga mengalami penurun. Untuk minyak, pada tahun 2012 sebanyak 3.741,3 juta barel, lalu turun 3.692,5 juta barel, kemudian turun lagi menjadi 3.624,5 juta barel dan tahun 2015 3.602,5 juta barel, terakhir pada 2016 tinggal 3.306,9 juta barel.
Lalu untuk gas, pada tahun 2012 cadangan gas sebesar 103,3 TSCF, tahun berikutnya turun menjadi 101,5 TSCF, selanjutnya turun lagi menjadi 100,3 TSCF, tahun 2015 turun lagi 98,0 TSCF namun pada tahun 2016 sedikit naik menjadi 101,2 TSCF.
(Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh: