Para pekerja melakukan proses perawatan gedung Kantor Pusat Pertamina, di Jakarta, Selasa (21/3/2017). Dirut baru Pertamina Elia Massa Manik menghadapi tantangan yang tidak ringan termasuk harus meningkatkan kolektivitas kerja secara internal. Selain itu, Elia juga dituntut secara eksternal terampil menghadapi kondisi industri Migas yang masih lesu dan semakin kompetitif di tingkat global. AKTUAL/Tino Oktaviano
Para pekerja melakukan proses perawatan gedung Kantor Pusat Pertamina, di Jakarta, Selasa (21/3/2017). Dirut baru Pertamina Elia Massa Manik menghadapi tantangan yang tidak ringan termasuk harus meningkatkan kolektivitas kerja secara internal. Selain itu, Elia juga dituntut secara eksternal terampil menghadapi kondisi industri Migas yang masih lesu dan semakin kompetitif di tingkat global. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) diingatkan agar meninjau ulang rencana kerjasama dengan negara Iran dan Rusia dalam hal investasi sektor hulu migas. Pasalnya, kedua negara tersebut dinilai rentan terhadap keamanan investasi.

Tokoh senior migas Indonesia, Tengku Nathan Machmud mengungkapkan di negara Rusia banyak terdapat perusahaan swasta pemain migas dan perusahaan-perusahaan itu dipilih langsung oleh President Vladimir Putin.

“Rusia banyak perusahan kayak Medco disini (Swasta), dan itu yang pilih Putin sendiri, it work tapi you have to be carefull if you invest di sana, kalau yang dekat ke Putin biasanya ada something politis, maka stay away from politis,” katanya di Jakarta, ditulis Kamis (27/4).

Begitupun sikap dengan negara Iran, meskipun prospek sektor hulu migas di negeri Persia itu cukup bagus, namun karakter rakyatnya benci sesuatu yang berbau ‘asing’.

Lebih-lebih, lanjut mantan penasehat Total EP Indonesia itu, perbedaan Syiah dan Sunni terkadang menjadi pemantik persengketaan. Oleh karena itu dia mengingatkan Pertamina agar memperhatikan kepastian investasi di suatu negara.

Iran is not save place. Iran sebetulnya tidak happy dengan anybody investor, they hate  anything foreign. Walaupun kita sama-sama Islam, tapi Islam disana beda, Syiah dengan Sunni,” tandasnya.

(Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka