Jakarta, Aktual.com – Institut Pertanian Bogor (IPB) University menciptakan terobosan teknologi kemasan menggunakan material nonselulosa untuk meningkatkan daya tahan bahan makanan di dalamnya.
Menurut Profesor Farah Fahma, pakar teknologi industri di IPB University, kemasan memiliki peran penting dalam agroindustri untuk mengawetkan dan melindungi produk dari kontaminasi eksternal.
“Kemasan yang baik harus mampu melindungi produk dari kerusakan kimia, fisik, dan biologis,” ujarnya di Bogor, Senin (30/10).
Farah dan timnya berhasil mengembangkan film nanokomposit pati termoplastik-polivinil alkohol yang diperkuat dengan nanoselulosa. Contohnya, cabai merah yang dikemas dalam film ini dapat tetap segar hingga 12 hari pada suhu ruang.
Dalam sistem kemasan aktif, penambahan antimikroba dan antioksidan bertujuan memperpanjang umur simpan produk yang rentan terhadap pembusukan oleh mikroba dan proses oksidasi.
Farah menjelaskan bahwa nanoselulosa dapat berfungsi sebagai pengontrol pelepasan minyak atsiri. Kemasan saset dengan komposit silikaalginate-nanoselulosa secara kontinyu melepaskan minyak atsiri kayu manis selama enam hari dan efektif menghambat mikroba patogen.
Dalam bidang biomedis, aplikasi selulosa dan turunannya semakin diminati karena bersifat biokompatibel, memiliki toksisitas rendah, mampu mengontrol pelepasan obat, memiliki luas permukaan yang besar, dan mudah dimodifikasi.
Farah menekankan bahwa desain masker dengan nanoselulosa dapat memfiltrasi polutan, dan dengan penambahan agen antimikroba, dapat menghambat pertumbuhan mikroba penyebab infeksi saluran pernapasan.
Artikel ini ditulis oleh:
Editor: Jalil