Elektabilitas dua partai pendukung pemerintahan, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar turun, pengamat menyatakan bahwa penurunan ini terjadi lantaran dua partai tersebut menjadi motor dari Panitia Khusus (Pansus) Angket KPK di parlemen. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Elektabilitas dua partai pendukung pemerintahan, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar disebut tengah turun dalam setahun terakhir.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan bahwa penurunan ini terjadi lantaran dua partai tersebut menjadi motor dari Panitia Khusus (Pansus) Angket KPK di parlemen.

Anggota DPR Fraksi PDIP Maruarar Sirait (kanan) disaksikan Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi (tengah), Anggota DPR Fraksi Golkar Agun Gunanjar (kedua kiri), menyampaikan pandangannya saat diskusi hasil Survei SMRC mengenai Kinerja Pemerintah, Dua Tahun Pilpres di Jakarta, Minggu (24/7/2016). Hasil survei SMRC menunjukan bahwa 67 persen warga Indonesia menyatakan puas dengan kinerja Jokowi dan 30 persen menyatakan tidak puas, selain itu sebanyak 72 persen rakyat Indonesia yakin kepemimpinan Jokowi membawa Indonesia lebih baik dan 22 persen tidak yakin.
Anggota DPR Fraksi PDIP Maruarar Sirait (kanan) disaksikan Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi (tengah), Anggota DPR Fraksi Golkar Agun Gunanjar (kedua kiri), menyampaikan pandangannya saat diskusi hasil Survei SMRC mengenai Kinerja Pemerintah, Dua Tahun Pilpres di Jakarta, Minggu (24/7/2016). Hasil survei SMRC menunjukan bahwa 67 persen warga Indonesia menyatakan puas dengan kinerja Jokowi dan 30 persen menyatakan tidak puas, selain itu sebanyak 72 persen rakyat Indonesia yakin kepemimpinan Jokowi membawa Indonesia lebih baik dan 22 persen tidak yakin.

Berdasar hasil survei terbaru dari Indikator, Burhanuddin mengungkapkan, merosotnya tingkat elektabilitas kedua partai tersebut berkisar antara 3-4 %.

Pada September tahun ini, PDIP meraih 23,6 % suara dari koresponden, turun jika dibanding September 2016 yang mencapai 26,6 %.

Sedangkan Partai Golkar hanya dipilih oleh 12 % koresponden pada September 2017, turun 4,1 % dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid