Pengakuan tersebut, kata Karyono, muncul dalam kasus La Nyala Mattaliti terkait permintaan uang mahar oleh Partai Gerindra. Dengan demikian, menurutnya, dapat disimpulkan ada korelasi antara gerakan kelompok radikal dengan agenda politik.
“Gesekan politik menjelang pemilu memang sudah dianggap lumrah. Demikian pula pertarungan isu yang menjadi ‘bumbu’ demokrasi. Yang menjadi masalah adalah ketika membuat dan menyampaikan konten isu yang melanggar rambu-rambu konstitusi serta mengabaikan etika dan moral,” jelas dia.
Dia mengingatkan syahwat politik dan kekuasaan yang mengabaikan dampak sosial, seperti timbulnya konflik di akar rumput, yang bisa berujung pada disharmoni dan disintegrasi bangsa adalah persoalan serius yang semestinya menjadi tanggung jawab bersama untuk memelihara keadaban dalam berpolitik demi menjaga keutuhan bangsa dan negara.[ant]
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid