“Dalam konteks ini, posisi Prabowo bisa dikatakan sebagai pihak pertama yang melempar isu, sedangkan Basarah berada pada posisi menahan serangan isu, lalu mencoba membalikkan serangan. Akibat umpan balik akhirnya menimbulkan efek serangan dari berbagai penjuru; mulai dari pihak keluarga Soeharto, elit partai pendukung Prabowo – Sandiaga,” terang Karyono.

Masih kata Karyono terkait ancaman Partai Berkarya melalui sayap partai yang mengancam akan melaporkan Ahmad Basarah ke pihak berwajib, Karyono tidak yakin hal tersebut akan dilakukan oleh anak buah Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto).

Yang terjadi, justru Karyono melihat bahwa pernyataan Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi justru dimanfaatkan Partai Berkarya untuk mendompleng popularitas.

“Dalam konteks strategi politik, partai Berkarya memang perlu memanfaatkan masalah ini untuk menaikkan popularitas dengan cara memelihara polemik ini dengan memainkan psikologi politik agar isu ini direspon dan menggelinding terus. Karenanya, belum tentu upaya membawa kasus ini ke ranah hukum dilakukan secara serius, meskipun Tomy Soeharto sudah angkat bicara,” urai Karyono

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid