Bila Ramdansyah ingin mendukung paslon 02, saran dia, sebaiknya menggunakan cara-cara yang elegan. Misal menggunakan visi-misi capres yang dia dukung.
“Tidak kemudian menggunakan data yang terbalik. Padahal kita ketahui hampir sumua lembaga survei menepatkan Jokowi diatas, selisih 20-15 persen,” kata dia.
Dia berharap publik tidak percaya dengan hasil survei odong-odong yang dilakukan Rumah Demokrasi di bawah koordinasi Ramdansyah itu. Terlebih, Ramdansyah memiliki latar belakang yang kurang terpuji ketika menjabat sebagai Panwaslu.
“Dari rekam jejak saja kita tahu. Apalagi dia aktif di partai Idaman, saya kira publik jangan percaya oleh Ramdansyah. Ini akan merusak kredibilitas LIPI, dan bantahan LIPI jelas, dan LIPI tidak mengakui hasil survei itu,” katanya.
LIPI, saran dia, harus membawa permasalahan ini ke ranah hukum, karena bila tidak LIPI akan dianggap sebagai lembaga yang tidak kredibel lagi. Karena bagaimana pun, ini sudah masuk ke katogri pencemaran nama baik.
“Nama besar LIPI harus dijaga kredibilitasnya. Ini kan jadi tercemar nama baiknya. Kalau mau dukung ya dukung saja, jangan pakai survei abal-abal. Jualan program lebih baik, lebih baik terbuka dari pada memanipulasi data dan itu merusak lebaga riset seperti LIPI, dan nanti lama-lama orang tidak percaya kepada lembaga riset Indonesia,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh: