Irjen Polisi Tito Karnavian mengucapkan sumpah jabatan sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/3). Irjen Pol.Tito Karnavian sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/16

Jakarta, Aktual.com – Indonesia Police Watch (IPW) menilai penunjukan Tito Karnavian sebagai Kapolri akan membuat ogranisasi kepolisian menjadi tidak sehat.

“Artinya, kalau Tito dijadikan kapolri tentunya harus diperhatikan dia masih terlalu muda. Masih ada 5 angkatan diatasnya dan pensiunnya masih sangat panjang sampai tahun 2022. Tentu kurang sehat bagi organisasi polri,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, di Jakarta, Kamis (16/6).

Menurut dia, meski pemilihan Kapolri merupakan hak prerogatif presiden, namun presiden juga tetap harus mempertimbangkan jenjang karir dan kepangkatan seperti yang diamanatkan pasal 11 UU No 2 tahun 2002 tentang kepolisian.

Terlebih, dipilihnya Tito mengangkangi banyak senior yang jauh di atasnya, sehingga mantan Kapolda Metro Jaya itu baiknya lebih dulu mendukung perwira yang senior untuk menjadi tribrata satu.

“Kalaupun Tito menjadi Kapolri dipastikan dia tidak akan nyaman memimpin para seniornya,”

“Tapi karena ini hak prerogatif presiden, tentu sebagai rakyat kita mau bilang apa, meski presiden bisa dinilai merusak tatanan dan sistem kaderisasi di Polri,” tandas dia.

 

Laporan: Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang