Jakarta, Aktual.com – Presiden Indonesia Port Watch (IPW), Syaiful Hasan mengungkapkan alat-alat dibeli PT pelindo II dari manufaktur lokal China dengan harga yang sangat mahal namun kualitasnya rendah.
“14 Gantry Luffing Cranenya dibeli dari Qing Dao Haixi Heavy-Duty Machinery (HHMC) dengan harga lebih dari Rp 300 miliar, 10 Gantry Jib Crane dibeli dari Hunan Machinery Nanjing Engineering (HMNE) seharga lebih dari Rp 200 miliar, 11 RMGC dari pabrikan Hua Dong Heavy Machinery (HDHM) senilai lebih dari Rp 200 miliar dan 3 Fix Crane dari HMNE senilai lebih dari Rp 250 miliar. Padahal pabrikan yang sering dipakai untuk standar pelayanan pelabuhan yakni ZPMC di JICT atau KONE di Teluk Lamong,“ ungkap Syaiful, di Jakarta, Kamis (23/7).
Syaiful menyayangkan alat-alat tersebut saat ini under utility. Beberapa sama sekali bahkan tidak digunakan.
“Padahal, pembeliat alat-alat bongkar muat tersebut harusnya untuk meningkatkan produktivitas pelabuhan. Sekarang malah banyak menganggur. Belum lagi Pelindo II dihukum KPPU senilai Rp 5 miliar terkait kewajiban penggunaan alat bongkar muat Gantry Luffing Crane di dermaga 101, 101 utara dan 102 Tanjung Priok,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: