Jakarta, Aktual.co — Indonesia Property Watch (IPW) menyatakan pasar perumahan di berbagai daerah di Tanah Air bakal terus melambat hingga akhir tahun 2014. Pasar perumahan mencari keseimbangan harga baru.
“Sampai akhir tahun 2014, pasar perumahan diperkirakan masih akan terus melambat meskipun proses transisi pemerintahan baru berjalan lancar, karena pasar relatif masih menyesuaikan diri dan membentuk keseimbangan baru pascakenaikan harga tanah yang sangat tinggi,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (14/11).
Perlambatan pembelian rumah terutama akan mengemuka bila kenaikan BBM direalisasikan, dan akibatnya pengembang diperkirakan akan menaikkan harga jual secara bertahap melihat perkembangan politik dan ekonomi.
Tren perlambatan terus berlanjut karena tingkat perlambatan nilai penjualan pasar perumahan pada kuartal III tahun 2014 adalah sebesar -9,4 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Penurunan penjualan, lanjutnya, terjadi di Jakarta (-55,0 persen), Depok (-41,0 persen), dan Bogor (-14,4 persen).
Selain pasar perumahan menengah atas yang relatif sudah jenuh, ujar dia, perlambatan pasar perumahan juga dipicu oleh kondisi politik yang memanas dalam pemilihan umum di Indonesia.
“Kondisi politik yang belum sepenuhnya kondusif saat ini membuat pasar secara umum masih memilih untuk menahan ekspansi usaha tidak terkecuali yang terjadi di pasar perumahan. Beberapa hal yang dikhawatirkan pasar berkaitan dengan program-program pemerintahan baru yang belum memperlihatkan program kerja yang jelas,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka