Foto udara kawasan Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan Helikopter Super Puma NAS-332 milik Skuadron 45 TNI AU di Jakarta, Kamis (18/6). Kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok diproyeksi akan meningkat lima juta TEus dari enam juta TEus per tahun, dengan beroperasinya Pelabuhan Kalibaru atau New Priok yang dijadwalkan selesai pada bulan Juli 2015. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Rei/foc/15.

Jakarta, Aktual.com – Presiden Indonesia Port Watch (IPW), Syaiful Hasan, menyatakan prihatin terkait maraknya pengamat maritim pesanan. Istilah tersebut tidak perlu ada sepanjang siapapun orang yang mengaku sebagai pengamat maritim berbicara berdasarkan fakta dan data, bukan asal ngomong apalagi diimbuhi tendensi tertentu.

“Semestinya dalam melontarkan pernyataan, siapapun harus tetap berpijak pada data dan fakta yang sebenarnya, tidak dipelintir hanya untuk membela kepentingan-kepentingan pihak tertentu,” ujarnya, Minggu (12/7).

Menurut Syaiful Hasan ini sangat ironis karena Menhub belum satu tahun menjabat, itu pun sudah banyak perbaikan yang dilakukan, sementara ada yang sudah 6 tahun menjabat sebagai pimpinan di BUMN pelabuhan tetapi hasilnya masih nol besar.

“IPW menghimbau siapapun orang berbicara harus berdasarkan data dan fakta, tidak melontarkan pernyataan yang pada gilirannya akan menjadi bumerang pada yang bersangkutan karena dianggap sebagai pengamat yang asbun. Ini memalukan,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: