SNA Debat Pilkada DKI
SNA Debat Pilkada DKI

Jakarta, Aktual.com – Pakar media sosial, Ismail Fahmi mencoba menganalisis kehebohan rakyat media sosial usai acara debat pertama para cagub Pilkada DKI di sebuah TV nasional malam tadi.

“Jelas sekali, ada satu pemenang dari pertarungan di sosial media ini, ternyata bukan dari ketiga pasukan. Sodara-sodara, pemenangnya adalah Ira Koesno,” ujar co-founder media monitoring Awesometrics ini, Sabtu (14/1).

Hingga hari ini, Fahmi mengungkap tren percakapan tentang Ira Koesno di sosial media masih belum ada tanda-tanda bakal turun, bahkan volumenya terus meningkat dibanding kemarin.

Lewat metode SNA (Social Network Analysis) yang dinamakannya Drone Emprit untuk mendeteksi denyut media sosial, Fahmi memonitor tiga kata kunci dari ketiga cagub yang sering digunakan yaitu AHY, Ahok dan Anies.

“Hasilnya lumayan menggambarkan percakapan dalam debat, total terdapat 80 ribu lebih twit sejak debat hingga hari ini,” ungkapnya.

Dari grafik SNA, urai Fahmi, dapat terlihat peta pertempuran dan kekuatan masing-masing calon, interaksi di antara mereka serta isu-isu yang mereka jadikan hashtag di media sosial. Hasilnya, kekuatan armada tempur sangat tidak berimbang.

“Pasukan Ahok jauh lebih besar dan massif dibanding pasukan kedua calon lain,” kata dia.

Sementara, pasukan AHY berada di nomor dua dan pasukan Anies yang paling sedikit. Bahkan, jika pasukan AHY dan Anies digabung pun, masih kalah massif dibanding pasukan Ahok.

Tampak yang menjadi panglima dari pasukan AHY adalah akun @Abaaah, panglima pasukan Ahok adalah @GunRomli dibantu @Kurawa dan @jokoanwar, sedangkan panglima pasukan Anies adalah komedian @pandji.

“Tidak semua pasukan berasal dan makhluk hidup, tampak pola-pola serangan yang dijalankan oleh robot di ketiga pasukan,” ungkapnya.

Fahmi pun mengutip twit dari seniman Sudjiwo Tedjo soal ‘kemenangan’ Ira Koesno yang disambut suka cita oleh rakyat sosmed ini: “Debat hanyalah cara Tuhan kembali menampilkan Ira Koesno ke haribaan kita,” tulis @sudjiwotedjo.

(Nelson Nafis)

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Eka