Jakarta, Aktual.com – Pasukan Irak, Rabu, mengancam melanjutkan operasi merebut wilayah utara yang berada di bawah kendali Kurdi setelah menuduh otoritas setempat menunda penyerahan kendali perbatasan Irak dengan Turki, Iran dan Suriah.
Perdana Menteri Haider al-Abadi pada Jumat mengumumkan penangguhan sebuah serangan yang dimulai pada 16 Oktober untuk mengambil alih wilayah yang diklaim oleh pemerintah Irak dan Pemerintah Daerah Mandiri Kurdistan (KRG).
Abadi memerintahkan pembalasan secara ekonomi dan militer terhadap KRG setelah warga Kurdi Irak memilih untuk merdeka pada September melalui sebuah referendum yang dinyatakan melanggar hukum oleh Baghdad.
Dia mengatakan bahwa gencatan senjata itu dimaksudkan untuk memungkinkan tentara Irak menyebar tanpa hambatan di daerah sengketa dan di perbatasan internasional.
Pejabat Kurdi mengatakan pada Selasa bahwa mereka bersedia mengizinkan adanya “pengawasan” Irak di perbatasan namun KRG harus tetap memegang kendali penyeberangan ke wilayah Kurdi.
Komando Operasi Gabungan Irak menuduh KRG memanfaatkan perundingan untuk “membeli waktu” guna memperkuat kedudukan Kurdi.
“Selama perundingan, wilayah (Kurdi) mengerahkan kekuatannya dan membangun pertahanan baru,” kata pernyataan Irak tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby