Jakarta, Aktual.com — Baghdad, Sabtu (5/12), menuntut Turki segera menarik pasukannya, yang dikerahkan secara tidak sah di Irak, yang berjuang menegakkan kedaulatan saat menerima bantuan asing melawan kelompok IS.

Pejabat tinggi pasukan Kurdi di wilayah itu –yang bersekutu dengan Ankara– meremehkan pengerahan pasukan tersebut dengan menganggapnya sebagai putaran pelatihan berkala namun koran Turki menganggapnya bagian dari kesepakatan untuk merancang pangkalan tetap.

Pasukan, tank, dan artileri Turki dikirim ke Nineveh, provinsi besar di Irak utara, yang dikuasai IS, di wilayah sekarang dikuasai pasukan Kurdi namun juga diklaim Baghdad.

Dalam menghadapi tekanan politik sebagaimana pernyataan pejabat Amerika Serikat, Perdana Menteri Iraq Haider Al Abadi menganggap barisan rakyat menghadapi pasukan asing di Irak makin sulit selama sepekan lalu, berkaitan dengan penyebaran pertempuran darat, dalam menghadapi musuh.

“Pihak otoritas Irak menyerukan Turkey untuk… segera menarik pasukan dari wilayah Irak,” demikian pernyataan dari kantor pejabat senior itu.

“Kami mendapat konfirmasi bahwa pasukan Turki, yang terdiri dari satu resimen lapis baja dengan sejumlah tank dan artileri, memasuki wilayah Irak… diduga melatih kelompok Irak, tanpa permintaan atau penguasaan dari otoritas federal Irak,” katanya.

Pengerahan “dianggap sebagai pelanggaran serius atas kedaulatan Irak,” katanya.

Komandan Pasukan Peshmerga Kurdi Mayor Jenderal Nureddin Herki di wilayah tersebut mengatakan bahwa pasukan Turki yang baru datang merupakan bagian dari rotasi rutin dalam program latihan yang didampingi oleh pasukan pelindung sejak kembali ke Turki.

“Beberapa waktu sebelumnya, beberapa pejabat Turki datang untuk melatih pasukan Hashad Al Watani di markas Zilkan,” kata Herki dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada pejuang sukarelawan anti-IS.

“Tim lain datang ke kamp untuk menggantikan tim sebelumnya dan misi pasukan baru hanya untuk melindungi para pelatih dan memulangkan tim sebelumnya ke Turki,” katanya.

Herki menyangkal laporan bahwa pasukan besar Turki dikerahkan untuk ambil bagian dalam operasi merebut kembali kota di dekat Mosul dari tangan IS.

Tekanan Media Turki melaporkan lebih banyak pengerahan pasukan daripada penjelesan Herki.

“Turki sedang membangun basis militer di Bashiqa, wilayah Mosul, berkekuatan 600 tentara,” demikian koran Turki, Hurriyet, melaporkan di halaman depannya.

Koran tersebut melaporkan bahwa persetujuan untuk pengerahan tersebut telah dicapai pada awal bulan lalu antara Presiden Irak Wilayah Kurdi Massud Barzani dan Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu.

Pasukan Peshmerga disebar di wilayah Bashiqa yang setia terhadap partai Barzani yang memiliki hubungan dekat dengan Ankara.

Hubungan Baghdad dengan Turkey saat ini mengalami kemajuan, namun masih menyisakan ketegangan hubungan Ankara dengan Barzani dan lebih pada perbedaan mengenai perang sipil di Suriah.

Abadi kembali mengulang pernyataannya bahwa Irak memerlukan semua bala bantuan untuk berperang melawan IS, namun juga berjalan dalam sikap yang lunak antara menerima dukungan dan proyek kedaulatan.

Pengerahan Turki hanya bagian terakhir dari tantangan yang dihadapinya pada pekan terakhir yang mendorong bersikap keras terhadap pasukan asing membantu Irak menghadapi IS yang menyerbu sebagian besar wilayah Irak tahun lalu.

Seruan dari dua senator AS kepada sebagian besar pasukan AS di Irak mengombinasikan tiga kali lipat dengan pengumuman Sekretaris Pertahanan Ashton Carter bahwa Washington akan mengirimkan pasukan khusus untuk menghadapi IS di Irak dan Suriah dengan menempatkan Abadi di bawah tekanan kuat.

Pasukan paramiliter Shiah yang didominasi oleh milisi dukungan Iran keluar menghadapi AS, dan Abadi mengeluarkan pernyataan keras terhadap pasukan asing.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan