Jakarta, Aktual.com – Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, mengatakan mendapatkan jaminan dukungan lebih besar dari pemerintah Amerika Serikat dalam memerangi IS pada pembicaraan, Senin (20/3) waktu setempat, dengan Presiden Donald Trump dan penasihatnya.
Pernyataan Abadi itu adalah salah satu hasil pertemuan pertamanya di Gedung Putih dengan Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari. Pertemuan itu antara lain membahas strategi baru untuk mengalahkan pegaris keras, yang telah merebut sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada 2014.
Sebelum Trump menjabat, pasukan Irak berhasil merebut kembali beberapa kota besar dari IS dan menyusutkan sumber keuangan kelompok itu, yang berasal dari aliran dana petempur asing. Semua itu terjadi berkat dukungan dari serangan udara sekutu pimpinan AS dan penasihat militernya.
Abadi mengatakan bahwa sikap Trump terlihat lebih antusias berjuang melawan IS dibandingkan dengan pemerintahan Barack Obama.
“Saya pikir mereka siap berbuat lebih banyak dalam memerangi teror dan akan lebih melibatkan diri,” kata Abadi dalam acara di Washington setelah pertemuannya dengan Trump, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/3), dengan menambahkan bahwa ia diberitahu AS bahwa “dukungan tidak hanya akan terus diberikan tetapi juga dipercepat”.
“Tapi tentu saja kita harus berhati-hati di sini,” kata Abadi.
“Kita tidak berbicara tentang pertarungan militer saja. Mengerahkan pasukan adalah satu hal, sementara memerangi teror adalah hal lain,” tambahnya.
Abadi, yang memimpin pemerintahan mayoritas Syiah di Baghdad, mengatakan bahwa menjadi sangat penting untuk memenangkan pertempuran melawan pemberontak IS di Mosul untuk mencapai terciptanya perdamaian.
Sebuah pernyataan dari Gedung Putih mengenai pertemuan tersebut mengatakan bahwa Trump dan Abadi setuju “aksi teror tidak dapat dikalahkan jika hanya mengandalkan kekuatan militer,” dan kedua pemimpin sepakat untuk memperdalam hubungan perdagangan, termasuk pada sektor energi.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: