Jakarta, Aktual.co — Amerika Serikat tidak melakukan apa pun untuk membantu tentara Irak memerangi pegaris keras di Ramadi, kata jenderal utama Iran, yang terlibat dalam perang melawan kelompok Negara Islam (IS).
Qassem Suleimani, komandan gerakan luar negeri Pengawal Revolusi, mengecam Washington sesudah kepala Pentagon Ashton Carter mengatakan pasukan Irak “tidak mau bertempur” di Ramadi, yang direbut IS.
“Pak (Barack) Obama, berapa jarak Ramadi dengan pangkalan Al-Asad, tempat pesawat AS dikerahkan?” kata Suleimani dalam pidato, seperti dikutip kantor berita negara IRNA, Senin (25/5).
“Bagaimana Anda berada di negara itu dengan dalih melindungi rakyat Irak dan tidak melakukan apa-apa? Itu tidak lebih dari menjadi kaki tangan dalam komplotan,” kata Suleimani.
Iran memiliki penasihat tentara di Irak dan Suriah serta memberikan dukungan keuangan dan ketentaraan kepada pemerintah kedua negara itu dalam bertempur melawan pegaris keras.
Menurut media Iran, Suleimani bergiat di Irak, khususnya pada akhir Maret ketika milisi dukungan Iran membantu untuk merebut kembali kota Tikrit.
Ramadi, sekitar 100 kilometer barat Bagdad, direbut IS pada 17 Mei meskipun terjadi serangan udara Amerika Serikat dan kehadiran ratusan penasihat tentara negara adidaya itu di pangkalan udara Al-Asad di propinsi sama.
Dalam pidatonya, Carter menyatakan serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap IS, yang menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, masih berlangsung.
Ia menyatakan pasukan Irak “menunjukkan tidak ingin melawan” meskipun menang jumlah daripada lawan mereka, yang mengakibatkan kekalahan terburuk Bagdad dalam hampir setahun.
Tapi, Suleimani berpendapat bahwa Amerika Serikat “tidak punya keinginan melawan Daesh”, singkatan IS dalam bahasa Arab.
Artikel ini ditulis oleh:

















