Teheran, aktual.com – Garda Revolusi Iran mengklaim bahwa serangan mematikan yang dilakukan oleh Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober lalu merupakan tindakan balasan terhadap pembunuhan mantan komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani.

Namun, klaim ini segera dibantah oleh Hamas, yang notabene adalah sekutu Iran. Juru bicara Garda Revolusi Iran, Ramezan Sharif, menyampaikan klaim tersebut saat berbicara dengan wartawan pada hari Rabu (27/12) waktu setempat, menggunakan istilah “Banjir Al-Aqsa” untuk merujuk pada serangan Hamas terhadap Israel pada awal Oktober.

“Banjir Al-Aqsa adalah salah satu tindakan balas dendam atas pembunuhan Jenderal Soleimani oleh Amerika Serikat dan Zionis (Israel-red),” tegas Sharif saat berbicara kepada wartawan setempat, seperti dikutip kantor berita ISNA.

“Tentu saja, aksi balas dendam ini akan terus berlanjut di waktu dan tempat yang berbeda,” sebutnya.

Hamas segera membantah klaim yang disampaikan oleh Sharif. Hamas menegaskan bahwa semua tindakannya merupakan “respons terhadap kehadiran pendudukan dan agresi yang terus berlanjut terhadap rakyat dan kesucian kami.”

Kantor berita Fars, yang memiliki hubungan dekat dengan Garda Revolusi Iran, kemudian melaporkan bahwa pernyataan Sharif telah salah dipahami. Fars mengutip pernyataan Sharif yang menegaskan bahwa “Banjir Al-Aqsa sepenuhnya merupakan operasi Palestina.”

Pernyataan Sharif tersebut disampaikan menjelang peringatan empat tahun kematian Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS di Irak pada Januari 2020 lalu.

Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds selama lebih dari dua dekade, dianggap sebagai tokoh paling berpengaruh di Iran setelah Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi negara tersebut. Teheran telah berjanji untuk membalas kematian Soleimani.

Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, sebagai pembalasan atas serangan mereka pada 7 Oktober. Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dan lebih dari 240 orang disandera sebagai akibat dari serangan tersebut.

Serangkaian serangan udara dan darat oleh Israel, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di Jalur Gaza.

Meskipun Iran adalah sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, mereka memuji serangan pada 7 Oktober, sementara tetap menyangkal keterlibatan dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain