Presiden Hassan Rouhani beserta pejabat militer, menyaksikan parade militer dalam Hari Tentara Iran. Foto: Ist

Teheran, Aktual.com – Iran memamerkan sebagian dari sistem pertahanan peluru kendali S-300 mereka yang baru, buatan Rusia pada saat Hari Tentara Nasional, Minggu (17/4). Dan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa angkatan bersenjata negaranya bukan ancaman terhadap para negara tetangganya.

Setiap tahun, angkatan bersenjata Iran mengadakan pawai di penjuru negaranya untuk memperingati Hari Tentara. Dalam sebuah upacara yang dilaksanakan di Teheran, disiarkan secara langsung oleh televisi nasional, sejumlah truk yang membawa rudal melaju melewati sebuah podium dimana Rouhani beserta para petinggi militer berdiri.

Para tentara juga berbaris melewati podium dan juga memamerkan sejumlah pesawat tempur dan pengebom di udara.

“Kekuatan milik angkatan bersenjata kami tidak diarahkan kepada para negara tetangga kami. Tujuannya adalah untuk melindungi negara Iran dan bertindak sebagai sebuah kesiagaan terhadap ancaman,” Rouhani mengatakan, dikutip oleh kantor berita nasional IRNA, dalam sebuah pidato yang disampaikan pada upacara Hari Tentara.

Rusia mengirimkan bagian pertama dari sistem pertahanan misil S-300 ke Iran pada minggu lalu, yang merupakan salah satu sistem yang paling mutakhir dalam jenisnya yang mampu menyerang sejumlah pesawat dan misil balistik dalam jangkauan seluas 90 kilometer.

Rusia telah mengatakan bahwa pihaknya membatalkan sebuah kontrak untuk mengirimkan sistem pertahanan itu ke Iran pada 2010 lalu, karena adanya tekanan dari pihak Barat. Presiden Vladimir Putin mencabut pelarangan itu pada April 2015 lalu setelah adanya kesepakatan yang membuka jalan untuk diadakannya kesepakatan nuklir penuh pada Juli mendatang dengan Iran yang mengakhiri sanksi internasional yang berlaku.

Sejak saat itu, Iran telah membuat marah Amerika Serikat dengan melaksanakan empat kali uji coba peluncuran misil balistik, yang disebut oleh Amerika Serikat dengan para sekutunya dari Eropa bahwa kegiatan itu menyalahi resolusi PBB yang berlaku pada Juli lalu.

Rouhani mengatakan, selama pertemuan nuklir dengan para negosiator Iran itu juga bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan militer negara.

Iran memiliki dua macam tentara, yang pertama adalah yang umum, yang beroperasi sebagai pasukan pertahanan nasional, dan Korps Garda Revulosioner Islam (IRGC) yang dibentuk setelah adanya revolusi demi melindungi Republik Islam itu dari ancaman internal dan eksternal.

Pihak militer memiliki jumlah pasukan darat terbesar di Iran dan IRGC memiliki kendali atas meningkatnya kapabilitas perlengkapan seperti misil balistik yang ada.

Dalam operasi luar negeri pertama mereka sejak revolusi, pihak militer mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka telah mengerahkan sejumlah pasukan dan komando khusus mereka ke Suriah untuk membantu Presiden Bashar al Assad dalam perang saudara yang terjadi di lokasi itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara