Presiden Iran Hassan Rouhani. /Instagram @hrouhani
Presiden Iran Hassan Rouhani. /Instagram @hrouhani

Dubai, aktual.com – Iran siap bekerja sama dengan Uni Eropa (EU) untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait perjanjian nuklir, yang disepakatinya dengan negara-negara kuat dunia pada 2015, kata Presiden Hassan Rouhani seperti dikutip kantor berita ISNA, Senin (3/2).

Rouhani mengeluarkan pernyataan itu dalam pertemuan dengan Josep Borell, kepala urusan luar negeri EU.

Borell berkunjung ke Iran dengan misi untuk menurunkan ketegangan di Timur Tengah setelah komandan militer Iran Qassem Soleimani dibunuh Amerika Serikat bulan lalu.

Berdasarkan perjanjian itu, Teheran setuju untuk mengekang kegiatan nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sebagian besar sanksi internasional.

Namun, Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian itu pada 2018 serta menerapkan kembali serangkaian sanksi terhadap Iran.

Iran tahun lalu mulai mengurangi komitmennya pada perjanjian nuklir itu guna menekan pihak-pihak yang masih terikat pada perjanjian tersebut untuk melindungi ekonominya dari sanksi AS.

Langkah itu juga diambil Teheran supaya Republik Islam itu mendapatkan manfaat penuh, seperti yang digariskan dalam perjanjian.

Para pejabat Iran mengatakan semua langkah yang diambil Teheran sesuai dengan parameter perjanjian nuklir.

Langkah-langkah itu bisa ditarik kembali, kata mereka. Para pejabat juga menyatakan bahwa Iran masih berkomitmen untuk mengizinkan programnya diawasi oleh Badan Energi Atom Internasional.

Inggris, Prancis dan Jerman, yang bersama-sama dengan Amerika Serikat, Rusia dan China menyepakati perjanjian dengan Iran pada 2015, menyatakan bahwa Iran bulan lalu melanggar perjanjian tersebut.

Inggris, Prancis dan Jerman juga meluncurkan mekanisme penyelesaian sengketa.

Melalui mekanisme tersebut, permasalahan bisa diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB dan sanksi-sanksi PBB akan diberlakukan lagi.

Iran mungkin akan keluar dari Traktat Nonproliferasi Nuklir (NPT) global kalau negara-negara Eropa menyerahkan masalah perjanjian nuklir ke Dewan Keamanan PBB, kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada akhir Januari.

NPT, yang dibentuk pada 1968, selama ini menjadi pijakan bagi pengendalian senjata nuklir global sejak Perang Dingin.

Iran menyatakan tidak pernah berniat mengembangkan senjata nuklir.

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto