Jakarta, Aktual.com — Transparansi PT Pertamina (Persero) makin dipertanyakan, penjualan harga BBM yang tinggi kepada masyarakat di tengah turunnya harga minyak dunia menjadi pertanyaan publik.
Direktur IRESS, Marwan Batubara berspekulasi bahwa dana tersebut akan digunakan Pertamina untuk menambal atau menjadi dana stabilisasi pada saat harga BBM naik, namun ia menyayangkan tidak ada transparansi dari pihak Pertamina.
“Berkemungkinan untuk menambal atau menjadi dana stabilisasi pada saat harga BBM naik, tapi kita tidak tahu kalau tidak ada transparan, bisa jadi dana itu dipakei untuk kebutuhan lain, jadi tolong transparan,” pintanya dalam diskusi Prospek Harga BBM di Hall Gedung Dewan Pers Jakarta, Minggu (24/1).
Menurut Marwan, selama ini tidak ada Transparansi dari Pertamina dalam hal perhitungan, sehingga melihat kondisi minyak dunia yang jatuh, menjadi hal yang wajar jika masyarakat mempertanyakan kebijakan Pertamina yang menjual BBM dengan harga yang tidak wajar.
“Selama ini tidak ada transparansi, uda berbulan-bulan kita tidak mendapat perhitungan dari Pertamina,” tukasnya.
Marwan menambahkan, bahwa dari sisi pendapatan negara akan mengalami gangguan. Struktur APBN 2016 tidak lagi relevan dengan perkembangan perekonomian.
Asumsi dasar ekonomi makro dari APBN 2016 diterapkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, tingkat inflasi sebesar 4,7 persen, nilai tukar rupiah pada Rp13,900 per USD.
Untuk harga minyak mentah ditetapkan rata-rata USD50 per barel dengan lifting 830 ribu barel per hari dan lifting gas rata-rata 1.155 ribu.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan