Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), Wianda Pusponegoro (Aktual/Ilst.Nlsn)
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), Wianda Pusponegoro (Aktual/Ilst.Nlsn)

Jakarta, Aktual.com — Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyangkal atas tudingan yang dialamatkan kepada Integrated Supply Chain (ISC) dalam dugaan melakukan penyimpangan mekanisme penyelenggaraan tender.

Dia menjelaskan bahwa tender pengadaan West African Crude (WFC) yang dimenangkan oleh Trafigura telah melalui proses yang sesuai dan mengacu pada transparansi dan efisiensi.

“Semua tender punya ketentuan yang sama, dan semua dipertimbangkan untuk mendapatkan harga terbaik juga spesifikasi sesuai kebutuhan Pertamina,” jelasnya kepada Aktual.com, Senin (2/5).

Dia menambahkan, semua pengumuman tender bisa dilihat di web pertamina, dimana semua mitra terdapat dalam daftar mitra usaha terpilih selalu mendapat informasi yang sama.

“Tim ISC terbuka dalam memberikan informasi maupun menjawab pertanyaan terkait tahapan tender,” pungkasnya.

Sebelumnya Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) menyoroti dugaan menyimpang yang dilakukan lembaga pengganti peran dan fungsi Petral tersebut.

Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman mengatakan siklus tender ISC untuk pengadaan WFC sebesar 18 juta barel untuk periode penyerahan Juli 2016 sampai Desember 2016, digelar secara tertutup dan hanya mengundang 7 perusahaan dari 133 perusahaan terdaftar di ISC.

Berdasarkan data temuan Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) untuk harga per barel WFC periode Juli adalah dengan Alpha +USD 4.05. Selanjutnya, periode Agustus adalah Alpha +USD4.09 per barel, September Alpha +USD 3.09, Oktober Alpha +USD 4.27 per barel. Sedangkan untuk periode November adalah Alpha +USD 4.45 per barel, dan Alpha +USD 4.46 per barel untuk periode Desember 2016.

Harga pengajuan trader tersebut tentu lebih mahal ketimbang harga yang ditawarkan produsen langsung yakni Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC). Lagipula perusahaan Trafigura yang memasok WFC, saat ini diketahui tengah kena sanksi dari NNPC terkait temuan audit yang ditunjuk pemerintah Nigeria.

“Pertanyaannya, kenapa ISC lebih memilih Trafigura, padahal NNPC yang berstatus produsen, berstatus sebagai perusahaan yang terdaftar juga di ISC. Kalau bisa beli ke produsen langsung kenapa harus melalui trader, seharusnya ISC lebih mendapat harga murah langsung ke NNPC” kata Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Senin (2/5)

Sementara dia mengaku telah melakukan penelusuran ke alama web milik Pertamina yang beralamat di www.pertamina.com, namun tidak ditemukan pengumuman tentang dibukanya tender pengadaan WFC.

Pemberitahuan terakhir yang dipublikasikan oleh Pertamina yaitu pengumuman pembelian term minyak mentah melalui tender terbatas untuk periode Februari-Juni 2016, dengan batas waktu penyampaian penawaran Rabu 25 Nov 2015 dengan masa berlaku penawaran hingga Rabu 2 Desember 2015, Selebihnya, untuk pengadaan Juni 2016 dan seterusnya, tidak lagi diumumkan.

“Pelaksanaan tender WFC sudah digelar secara tergesa gesa tanpa pengunguman di website Pertamina seperti yang diucapkan oleh Wianda. Untuk diketahui, tender itu dilakukan pada 25 April 2016 dikirim pada malam hari dan undangan terbatas 7 peserta dan batas penawaran tanggal 27 April 2016 pukul 14.00 WIB. Adapun pemenangnya telah diumumkan pada 29 April 2016 , sehingga tender ini diduga betul-betul siluman, Dirut Pertamina sebagai atasan langsung Fungsi ISC harus ikut bertanggungjawab ,” pungkas Yusri.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta