Jakarta, Aktual.co — Gerilyawan ISIS melancarkan serangan baru ke kota Kobane Suriah Senin malam beberapa jam setelah mengumumkan bahwa kelompok Kurdi yang mempertahankan kota itu menerima kiriman pertama senjata-senjata dari Amerika Serikat.
Para petempur ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) yang kini berganti nama IS (Negara Islam) melancarkan satu serangan “ke semua front kota itu,” kata Rami Abdel Rachma, direktur Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) seperti yang dikutip dari AFP, Selasa (21/10).
Ada laporan-laporan pertempuran seru di Kobane Senin petang.
Serangan itu dilakukan setelah serangan-serangan bunuh diri di utara Kobane Senin siang, agaknya dalam usaha memutuskan hubungan kota itu dari Turki.
Dan kelompok gerilyawan itu juga mendatangkan pasukan bantuan dari Jarabulus ke barat Kobane, saat penembakan ke pusat kota itu dimulai kembali saat situasi relatif tenang.
Serangan itu dimulai saat ISIS nampaknya telah membuka satu front baru di Irak dengan satu serangan pada kota Qara Tapah yang dikuasai Kurdi yang menewaskan 10 orang dan memicu eksodus separuh dari penduduknya yang berjumlah 9.000 jiwa.
“Kami takut ISIS akan mengepung kami dan kota ini akan menjadi Amerli kedua,” kata seorang penduduk Qara Tapah, yang mengaku bernama Hairda, mengacu pada kota berpenduduk mayoritas Syiah Turki lebih jauh di utara yang dikepung oleh ISIS selama dua bulan.
Pertempuran baru itu terjadi setelah aktivitas yang meningkat di bidang diplomatik.
Turki Senin mengatakan pihaknya akan memberikan dukungan pada warga Kurdi Irak.
Ankara menolak pengiriman senjata-senjata lewat daratan kepada warga Kurdi Suriah, yang punya hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), tetapi mengatakan pihaknya membantu para warga Kurdi Irak untuk memperkuat pertahanan kota strategis itu.
Pasukan Kurdi Suriah di Kobane menerima pengiriman lewat udara itu, dengan mengatakan bantuan itu akan “sangat membantu” dalam pertahanan kota itu terhadap serangan ISIS yang hampir lima pekan.
Seorang pejabat senoir pemerintah AS mengatakan pengiriman lewat udara itu adalah pengakuan perlawanan yang “mengesankan” yang dilakukan milisi Kurdi.
Tiga pesawat kargo C-130 yang mengangkut apa yang militer AS katakan pengiriman pasokan yang berhasil termsuk senjata-senjata ringan yang diberikan oleh pihak berwenang Kurdi Irak.
Pasukan itu “bertujuan untuk memungkinkan perlawanan dapat dilanjutkan pada usaha-usaha ISIS untuk merebut Kobane,” kata Komando Sentral AS.
Koalisi pimpinan AS melancarkan lebih dari 135 serangan udara terhadap sasaran-sasaran ISIS di seitar Kobane, tetapi ini adalah untuk pertama kali mengirim senjata-senjata ke para petempur yang mempertahankan kota itu.
“Bantua militer yang didrop oleh pesawat-pewasat AS pada pagi hari ke Kobane adalah barang-barang dan kami berterima kasih kepada AS atas dukungan ini,” kata Redur Xelil, juru bicara Satuan Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG).
“Itu akan memiliki satu dampak positif pada operasi-operasi miiter terhadap ISIS dan kami mengharapkan itu dapat terus dilakukaa,” tambahnya .
Xelil menolak merinci senjata-senjata yang dikirim itu tetapi mengatakan itu telah ada “koordinasi” menyangkut pengiriman bantuan itu.
ISIS melancarkan serangan ke Kobane pada 16 September menyebabkan 200.000 orang mengungsi ke Turki.