Jakarta, Aktual.com – Tak lama lagi, Negara kita Indonesia akan merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke 70 pada 17 Agustus 2015. Perayaan HUT RI tersebut biasanya diadakan dengan Upacara bendera di Istana Negara Indonesia, dan disaksikan oleh jajaran Petinggi-petinggi negara.
Merayakan HUT RI setiap tahun, merupakan tanda kita mengenang para jasa para pahlawan yang telah gugur dimedan perang guna mendapatkan kebebasan mutlak atas tanah air kita.
Mencintai tanah air, bukan hanya sekedar untuk mengenang jasa pahlawan semata, tetapi dalam ajaran agama Islam pun juga dijelaskan bahwa mencintai negri adalah termasuk pengokohan iman kita terhadap Allah SWT.
Untuk memahami makna kemerdekaan, ada ungkapan menarik yang ditorehkan Sayyid Quthb dalam bukunya “Petunjuk Sepanjang Jalan”. Disebutkan dalam salah satu Bab “Islam adalah Peradaban” bahwa hakikat kebebasan dan kemerdekaan itu tidak akan wujud di dalam sebuah masyarakat yang setengah anggotanya menjadi “tuhan” dan yang setengah lagi menjadi “hamba yang mengabdi” dimana golongan ini harus mematuhi kekuasaan Tuhannya tersebut.
Sebagai pengikut dan umat Rasulullah SAW, seluruh kaum Muslimin di negara manapun mereka berada, termasuk di Indonesia pasti akan mencintai tanah airnya sendiri. Bagi kaum Muslimin, kecintaan pada tanah air adalah bagian dari akidah dan keyakinan, bukan semata-mata karena unsur kebangsaan atau nasionalisme. Sejarah telah menunjukkan, bahwa yang paling gagah berani merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah adalah para ulama, para kiai, para santri, dan kaum Muslimin secara keseluruhan. Bagi mereka, mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan adalah bagian dari jihad yang harus dilakukan dengan kesungguhan. Mati dalam mengusir penjajah adalah bagian dari syahid yang sangat tinggi nilainya dalam pandangan Allah SWT.
Oleh sebab itu, marilah kita menyikapi pengklaiman kemerdekaan Indonesia dengan merujuk kepada islam. Islam membebaskan manusia dari perbudakan kepada hawa nafsu serakah mereka. Proklamasi itu berbentuk pengakuan bahwa Allah SWT lah satu-satunya yang disembah dan ditaati bukan selainnya. Karena itu cukuplah pengabdian dan ketundukan itu diserahkan kepada Allah SWT. Bisa disimpulkan bahwa hanya Islamlah proklamasi kemerdekaan yang hakiki.
Artikel ini ditulis oleh: