Banda Aceh, aktual.com – Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menyatakan peringatan Isra Miraj yang jatuh pada Minggu (22/3) menjadi momentum agar umat Muslim lebih mengutamakan shalat, apalagi di tengah kondisi Indonesia menghadapi wabah virus corona (COVID-19).
“Momentum Isra Miraj ini untuk menggugah kita, menyemangati kita untuk tidak lagi meninggalkan dan menyia-nyiakan shalat,” kata Wakil Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali di Banda Aceh, Ahad.
Ulama Aceh yang akrab disapa Lem Faisal tersebut mengatakan suasana peringatan Isra Miraj kali ini saat kondisi Indonesia dan dunia sedang dilanda wabah pandemi COVID-19. Karena itu bagi umat Muslim Isra Miraj itu momentum untuk menyadarkan diri.
“Apalagi sekarang suasana peringatan Isra Miraj ini kita juga sedang dilanda musibah virus corona. Karena ini musibah dunia maka bagi umat Islam Isra Miraj ini momentum penyadaran diri untuk tidak menyia-nyiakan shalat,” kataya.
Ia menjelaskan, setiap umat Islam memperingati Isra Miraj tersebut, menjadi waktu kita sebagai umat Islam untuk digugah mengambil pelajaran yang sangat istimewa tentang perintah shalat.
Dia mengatakan, peristiwa tentang perintah shalat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa shalat merupakan ibadah yang sangat istimewa, yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, tanpa melaluiĀ perantara malaikat.
“Keistimewaan ini perlu menggugah hati setiap orang Islam, agar untuk tidak lagi meninggalkan shalat. Dan kalau dulu tinggal, sekarang silahkan diganti semuanya shalat yang sudah tinggal itu,” katanya.
Kemudian, menurut dia, masyarakat di provinsi paling barat Indonesia tersebut saat peringatan Isra Miraj tidak pernah luput untuk merayakan dengan berbagai kegiatan-kegiatan islami.
Namun di tengah kondisi mewabahnya COVID-19, menurutnya tidak perlu dilakukan perayaan Isra Miraj dalam bentuk pertemuan massal. Apalagi pemerintah juga telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak berkumpul-kumpul, untuk mencegah penyebaran COVID-19.
“Saya rasa kita bisa mengenang peristiwa Isra Miraj ini dengan membaca kitab-kitab, membaca buku-buku, melihat video-video. Harus kita turuti bahwa seruan pemerintah untuk tidak melakukan perkumpulan dengan acara ceramah massal seperti itu,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto