Yerusalem, aktual.com – Tentara Israel pada Kamis (23/11) malam waktu setempat pasukan Israel mengeluarkan peringatan bahwa ada kemungkinan perubahan dalam perjanjian gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.
“Ini akan menjadi hari-hari yang kompleks. Tidak ada yang final sampai itu (jeda) benar-benar terjadi. Dan bahkan di tengah proses tersebut, mungkin ada perubahan kapan saja,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada konferensi pers.
Dia menegaskan bahwa Hamas berencana menggunakan perjanjian gencatan senjata untuk menyebarkan “rasa takut, disinformasi, dan teror psikologis” kepada penduduk Israel.
“Kesepakatan itu bukanlah “akhir dari proses, tetapi baru permulaan,” kata Hagari.
Perjanjian jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dijadwalkan untuk dimulai pada Jumat pukul 7 pagi waktu setempat.
“Kelompok pertama sandera sipil akan ditukar sekitar pukul 4 sore pada Jumat,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari pada konferensi pers di Doha. Dia menambahkan, 50 sandera akan dibebaskan dalam masa jeda selama empat hari itu.
“Kelompok pertama sandera terdiri dari 13 perempuan dan anak-anak,” tambahnya.
Israel mengestimasi bahwa setidaknya 239 warga Israel telah ditahan oleh Hamas setelah serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Palestina tersebut pada 7 Oktober 2023.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain