Gaza, aktual.com – Israel telah mulai menargetkan terowongan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas di Gaza. Militer Israel melaporkan bahwa pasukan mereka menyerang 150 sasaran bawah tanah dalam operasi malam di Gaza yang menghancurkan terowongan yang disebut sebagai “terowongan teror”. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan pesawat tempur. Ada laporan bahwa beberapa pejuang Hamas menjadi korban dalam operasi ini.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa perang ini telah memasuki “fase baru” dengan peningkatan aktivitas pasukan darat di Gaza. Beliau mengatakan, “Tanah di Gaza berguncang. Kami menyerang baik di permukaan maupun di bawah tanah.”
Namun, diprediksi bahwa Israel akan menghadapi kesulitan dalam menghancurkan seluruh terowongan tersebut, meskipun memiliki keunggulan teknologi. Seperti yang telah dilaporkan, Hamas secara perlahan terus membangun terowongan bawah tanah yang disebut sebagai “Gaza Metro,” yang diklaim pemimpin Hamas memiliki panjang sekitar 500 kilometer. Ada kemungkinan bahwa para sandera juga ditawan di dalam terowongan tersebut.
Yocheved Lifshitz, salah satu dari empat sandera yang telah dibebaskan oleh Hamas sejauh ini, mengatakan setelah kembali ke Israel bahwa ia merasa seperti berada dalam “jaring laba-laba” ketika berada di dalam terowongan tersebut.
Dikutip dari AFP, media Israel menjulukinya sebagai “terowongan neraka.” John Spencer dari Modern War Institute menyebutnya sebagai suatu bentuk perkotaan yang tersembunyi di bawah tanah Gaza.
“Terowongan itu akan jadi elemen penting dalam strategi perang gerilya Hamas melawan tentara Israel,” kata Spencer dalam sebuah penelitian. Menurut tentara Israel, beberapa terowongan memiliki kedalaman hingga 40 meter dan mampu menahan bom seberat 455 kilogram.
Ketika Israel melakukan serangan udara ke Gaza, Hamas memiliki markas di dalam jaringan terowongan yang relatif aman. Beberapa dari terowongan ini telah meluas melampaui perbatasan Gaza hingga ke wilayah Mesir dan Israel. Terowongan ini digunakan untuk menyimpan para pejuang dan pemimpin Hamas, serta sebagai tempat penyimpanan senjata dan peralatan lainnya.
Spencer mencatat bahwa terowongan tersebut merupakan tantangan yang sulit bagi militer Israel, dan saat ini belum ada solusi yang sepenuhnya efektif untuk menghancurkan seluruh jaringan terowongan ini.
“Tidak ada solusi sempurnanya,” cetusnya.
“Hamas sudah menempatkan pimpinan, pejuang, markas besar, komunikasi, senjata, dan pasokan seperti air, makanan, amunisi di kompleks terowongannya untuk mempersiapkan serangan darat,” tambahnya. Terowongan tersebut memiliki pasokan listrik, ventilasi, serta persediaan makanan dan air sendiri.
“Hamas dapat mengeksploitasi jaringan bawah tanahnya untuk memindahkan para pejuangnya ke tempat dan waktu yang tepat atau untuk menjauhkan mereka dari ancaman yang tidak dapat mereka tangani,” kata Mick Ryan, pensiunan jenderal AS.
“Geologi Jalur Gaza ideal untuk penggalian dan pemeliharaan terowongan, namun caranya sangat kompleks untuk mendeteksi terowongan itu,” kata Joel Raskin, profesor geomorfologi di Universitas Bar-Ilan.
Israel telah melakukan pelatihan khusus bagi divisi komando khususnya dengan tujuan untuk mendeteksi dan menghancurkan terowongan tersebut, selain dari menggunakan metode peledakan dan tindakan lainnya. Bahkan, tentara telah memberikan pelatihan spesial bagi anjing guna memberikan bantuan kepada personel militer yang beroperasi di dalam terowongan.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain