Perdana Menteri Israel Naftali Bennet memberikan pernyataan kepada media bersama Presiden Isaac Herzog, yang menerima dosis ketiga vaksin virus corona (COVID-19) di Sheba Medical Centre di Ramat Gan, Israel, Jumat (30/7/2021). Maya Alleruzzo/Pool via REUTERS/HP/djo

Yerusalem, Aktual.com – Israel pada Senin (22/11) mulai menyuntikkan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNtech pada anak usia 5 hingga 11 tahun sebagai upaya untuk mengatasi peningkatan infeksi virus corona baru-baru ini.

Kasus harian COVID-19 di Israel meningkat selama beberapa hari terakhir. Setengah dari jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi saat ini berasal dari anak-anak berusia 11 tahun ke bawah.

Gelombang infeksi keempat yang melanda Israel pada Juni mulai mereda pada September.

Namun, jumlah kasus virus corona mulai mengalami peningkatan selama dua minggu terakhir.

Sebanyak 9,4 juta penduduk Israel berada pada usia muda, dengan sekitar 1,2 juta anak berada dalam kelompok usia 5-11 tahun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Israel, anak usia 5-11 tahun menyumbang sepertiga kasus baru COVID-19.

Para ilmuwan dan pejabat meragukan Israel dapat mencapai “kekebalan kawanan” kecuali anak-anak divaksinasi.

Pemerintah mengatakan bahwa vaksinasi anak usia 5-11 tahun bertujuan untuk melindungi kesehatan mereka dan bukan hanya untuk menghentikan penularan virus corona.

Meskipun kasus COVID-19 pada anak kecil tidak menunjukkan gejala yang berat, infeksi dapat membawa risiko dalam jangka panjang.

Kemenkes Israel memperkirakan satu dari 3.500 anak yang terinfeksi virus corona akan mengalami sindrom inflamasi multisistem atau Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).

Sindrom inflamasi multisistem adalah suatu kondisi serius ketika beberapa bagian tubuh, seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, sistem pencernaan, otak, kulit, atau mata menjadi meradang.

Sebagian besar anak yang menderita sindrom inflamasi multisistem memerlukan perawatan intensif.

Kemenkes juga telah mencatat risiko gejala COVID-19 yang berkepanjangan, seperti gangguan tidur, nyeri otot, kehilangan penciuman dan pengecapan, sakit kepala, serta batuk.

Survei Kementerian Kesehatan Israel terhadap lebih dari 13.000 anak menunjukkan bahwa sekitar 11 persen menderita gejala COVID-19 yang berkepanjangan.

“Semua fenomena ini bisa menjadi parah dan kami ingin mencegahnya,” kata Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz kepada anggota parlemen, Senin.

Vaksinasi anak dimulai di alun-alun Tel Aviv pada Senin. Gerakan vaksinasi anak akan dimulai secara nasional pada Selasa.

Sebuah jajak pendapat oleh Maccabi, penyedia layanan kesehatan Israel, menemukan bahwa 41 persen orang tua dari anak-anak usia 5 hingga 11 tahun bersedia untuk ikut dalam program vaksinasi, sementara 38 persen orang tua tidak bersedia dan 21 persen orang tua masih ragu-ragu.

Israel mencatat total 1,3 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan lebih dari 8.000 orang meninggal sejak pandemi mulai muncul.

Sekitar 57 persen populasi Israel sudah divaksin lengkap, baik sudah menerima dosis ketiga atau dalam lima bulan terakhir telah divaksin dosis kedua, menurut Kementerian Kesehatan Israel.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dede Eka Nurdiansyah