Jerusalem, Aktual.com – Israel secara resmi menolak undangan Prancis untuk mengikuti konferensi soal Timur Tengah di Paris, Senin (7/11). Israel menganggap pertemuan itu mengalihkan tujuan perundingan langsung dengan Palestina.

Dalam suatu pertemuan di Jerusalem Israel tidak mau terlibat dalam upaya membangkitkan kembali perundingan, yang buyar pada 2014 silam.

“(Mereka) mengatakan kepada utusan Prancis secara jelas dan tegas bahwa sikap Israel untuk memajukan proses perdamaian dan mencapai kesepakatan hanya akan diterapkan melalui perundingan langsung antara Israel dan Otoritas Palestina,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sementara utusan Prancis Pierre Vimot yang bertemu dengan para pejabat Palestina di Ramallah tidak memberikan komentar soal pertemuannya itu. Namun, kementerian luar negeri Prancis mengaku tetap menyelenggarakan konferensi Timur Tengah pada akhir tahun ini, meski Israel menolak.

Saeb Erekat, seorang pejabat tinggi Palestina mengatakan, Vimon telah menjelaskan pada pertemuan tersebut bahwa Prancis akan mengeluarkan undangan terkait pelaksanaan konferensi Desember.

“Kami mendukung dan menyambut baik penyelenggaraan konferensi, tidak soal apakah Israel berpartisipasi atau tidak,” kata juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdainah.

Prancis telah beberapa kali berupaya menghidupkan kembali proses perdamaian antara Israel dan Palestina dengan menyelenggarakan konferensi awal pada Juni. Pada konferensi bulan Juni, Perserikatan Bangsa-bangsa, Uni Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara besar Arab berkumpul untuk membahas berbagai proposal.

Pembahasan berlangsung tanpa kehadiran pihak Israel maupun Palestina. Rencana yang dibuat dalam pertemuan itu adalah melangsungkan konferensi lanjutan sebelum akhir tahun dengan melibatkan Israel dan Palestina.

Pertemuan pada Juni sekaligus melihat kemungkinan apakah kedua pihak berseteru itu untuk bisa dibawa ke meja perundingan. Perundingan terakhir antara Israel dan Palestina, yang didukung AS, pada 2014 gagal.

Israel, yang menganggap Amerika Serikat sebagai perantara utama di Timur Tengah, telah sekian lama meyakini bahwa perundingan langsung dengan Palestina bisa mengarah pada perdamaian dan. Sebaliknya, Israel melihat upaya-upaya Prancis tersebut sebagai suatu pengalihan.

Palestina mengatakan tidak akan melanjutkan perundingan dengan Israel sampai Israel menghentikan serangan di tanah Palestina. Perundingan, menurut Palestina juga bisa dimulai kembali hanya jika Israel memenuhi komitmen-komitmennya, termasuk membebaskan para tahanan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu