Jakarta, Aktual.co — Perum Bulog menyatakan bahwa gudang-gudang milik perseroan mereka terbebas dari beras sintetis. Pun dengan beras raskin (beras miskin), Bulog menegaskan raskin yang didistribusikan aman dikonsumsi dan tidak ada campuran beras plastik. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Bulog Sub Divisi Regional Karawang Alex, menyusul isu yang menyebut adanya campuran beras plastik dalam raskin.
Lebih lanjut dijelaskan dia, memang terdapat campuran di raskin, namun campuran yang terdapat dalam raskin bukanlah beras sintetis, tetapi beberapa kandungan zat gizi. Beras tersebut disebut juga beras fortifikasi atau beras premix.
“Itu bukan bahan plastik, tapi adalah beras premix yang ada kandungannya asam folat, zat besi dan lain sebagainya. Ini semua bahan-bahan zat gizi yang dicampur ke beras raskin,” ujar Alex kepada wartawan, ditulis Rabu (27/5).
Selain memeriksa di lapangan, Bulog juga telah melakukan uji sample darah kepada masyarakat penerima raskin. Hasilnya tidak didapati hal-hal aneh pada kesehatan masyarakat penerima beras raskin. “Kami lakukan sample darah sebelumnya, itu sudah berlangsung selama 10 bulan lalu,” jelasnya.
Masyarakat, menurut dia, masih kurang paham terkait adanya beras berbentuk aneh yang tercampur di raskin. “Saya rasa kekurangpahaman masyarakat saja. Mungkin karena beras plastik ini kan sedang mencuat dan lihat bentuk raskin kok ada beda. Memang bentuknya agak persegi dan nggak lonjong. Kalau beras premix warnanya agak kuning. Kalau beras plastik kan putih bersih dan kayak kristal,” papar dia.
Sebelumnya, Sekreatris Perusahaan Bulog Djoni Nur Ashari juga telah menegaskan bahwa tidak ada beras plastik yang beredar di gudang Bulog, Karawang.
“Tidak ada, sudah kami cek itu beras fortifikasi, yakni beras yang dimasukan zat tertentu untuk menambah gizi masyarakat. Sudah diklarifikasi,” ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (26/5).
Lebih lanjut dikatakan dia, Perum Bulog telah melakukan sejumlah upaya antisipasi untuk meredam peredaram beras sintetis tersebut termasuk melakukan pemantauan rutin setiap minggu meliputi kuantitas dan kualitas beras. “Sudah instruksi sub divisi regional untuk melakukan monitoring, setiap pekan, mengecek kualitas dan kuantitas,” ujar dia.
Tak hanya itu, pengontrolan kualitas dari sisi penyaluran beras juga sudah dilakukan. “Beras yang masuk ada quality control sesuai dengan standar, yang disalurkan juga akan dilakukan kontrol. Bulog sudah instruksikan untuk melakukan kontrol cek dan ricek,” paparnya.
Selanjutnya, kata dia, pihaknya meminta pemerintah menindak tegas pelaku yang bermain di beras plastik. “Agar segera dibawa ke ranah hukum karena semakin hari semakin meresahkan masyarakat,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















