Karyawan penukaran mata uang asing menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. Rupiah ditutup terapresiasi tipis 0,02% atau 2 poin ke level Rp13.084 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.058 – Rp13.099 per dolar AS. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang diprediksi melemah pada perdagangan hari ini memang menjadi kenyataan. Hingga sesi pertama perdagangan siang ini melemah sebanyak 0,24%.

Berdasar data Bloomberg, rupiah melemah 0,24% dari posisi pembukaan di angka Rp13.450 menjadi Rp13,493. Angka tersebut tercatat hinga pukul 12.40 WIB. Dalam analisis Bloomberg, rupiah akan berada di rentang 13.401-13.506.

Menurut pengamat pasar modal, Reza Priyambada, adanya imbas komentar The Fed Reserve terkait potensi kenaikan suku bunga acuannya, Fed fund rate membuat laju rupiah kembali ke teritori pelemahan.

“Karena adanya persepsi menjelang akhir tahun, biasanya terjadi peningkatan permintaan USD dan sebagian investor asing diperkirakan mulai merealisasikan keuntungannya di produk investasi berdenominasi USD,” ujar Reza di Jakarta, Senin (28/11).

Dia menegaskan, langkah yang akan diambil oleh investor itu dilakukan secara bertahap yang menbuat USD menguat dan rupiah melemah.

Selain itu memang, adanya prediksi investor mengenai kebijakan pemerintahan Presiden AS yang baru, Donal Trump ke depan yang akan memulai kebijakan fiskal yang ekspansif.

“Hal itu berdampak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya dan turut menjadi sentimen positif bagi USD,” jelas Reza.

Ditambah lagi, kembali menguatnya harga komoditas dan ekspektasi Trump akan menyusun kabinetnya untuk mengakselerasi rencana kebijakan-kebijakannya, dipersepsikan akan menarik sejumlah investasi dan repatriasi USD ke AS yang berujung pada kenaikan suku bunga The Fed.

Dan juga, munculnya ekspektasi akan kenaikan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal IV 2016 ini memberikan ekspektasi The Fed yang memang benar akan menaikan suku bunga acuannya pada akhir tahun ini.

“Imbasnya, laju USD kembali melonjak dan menghempaskan nilai tukar mata uang lainnya, terutama mata uang emerging market yang rentan dengan perubahan USD,” terang dia.

Dia sendiri memperkirakan, pergerakan rupiah sepanjang hari ini akan bergerak melemah terbatas pada kisaran support di rentang 13.695 dan level resisten di angka 13.143.

“Masih adanya pergerakan positif pada laju USD ini dapat menahan potensi rupiah untuk berbalik menguat,” pungkas Reza.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid