Jakarta, Aktual.com — Forum Tujuh Tiga Institut Teknologi Bandung (Fortuga-ITB) mengungkapkan terjadi manipulasi data oleh konsultan yang disewa Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK migas) dalam pengkajian pembangunan kilang LNG blok Masela. Konsultan hanya mengambil data dari Inpex.
“Kalau kita jeli melihat, janji Sudirman Said (Menteri ESDM) hasil kajian konsultan akan selesai 23 Desember. Padahal konsultan ini baru bekerja seminggu yang lalu, jadi konsultan ini cuma kasih stempel saja, data-datanya ngambil dari Inpex,” tutur Yoga Suprapto, anggota forum alumni ITB di Jakarta Selasa (22/12).
Selain itu Yoga membantah akurasi perhitungan Inpex terkait rencana pembangunan kilang LNG blok marsela, dia mencurigai Inpex telah melakukan kesengajaan dengan membesar-besarkan biaya pada pembangunan kilang LNG darat agar dinilai LNG darat tidak fisibel.
Dalam perhitugan Inpex, ongkos pembangunan kilang LNG darat dibutuhkan biaya sebesar USD20,662 miliar untuk kapasitas 2×4 juta metrik ton/tahun, namun menurut Yoga perhitungan tersebut ada kesengajaan ‘mark up’, baginya pembangunan tersebut hanya butuh dana sebesar USD15,442 miliar.
“Besaran biaya ini karena ada kesengajaan melakukan mark up, biaya biaya yang senagaja dibuat tinggi supaya kelihatan kilang LNG darat tidak feasible karena ada penggelembungan biaya,” ujar Yoga.
Yoga memaparkan pengelembungan anggaran terjadi pada beberapa item diantaranya pada fasilitas pengolahan diatas sumur gas. Inpex mematok anggaran tersebut USD4,82 miliar, padahal seharusnya hanya USD2,0 miliar.
Selanjutnya Inpex mematok pembiayaan labor USD1,7miliar, padahal seharusnya hanya USD0,3 miliar. Untuk logistik menurut Inpex USD1,3 miliar, namun seharusnya hanya membutuhkan 1,0miliar.
“Disini ada perbedaan signifikan sebesar USD5,22 miliar” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan