Jakarta, Aktual.com – Pengamat pembangunan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Syahrial Loetan mengungkapkan ada tiga alasan utama para investor dalam dan luar negeri tetap berminat berinvestasi di Indonesia, salah satunya adalah peningkatan peringkat kemudahan berusaha.

“Analisis kami, paling tidak ada tiga alasan utama mengapa kalangan investor tetap berminat berinvestasi di Indonesia,” ujar Syahrial saat dihubungi dari Yogyakarta, Rabu (14/12).

Ia meminta pemerintah pusat dan daerah memperhatikan alasan tersebut sebagai bahan untuk evaluasi dan meningkatkan kinerja investasi Indonesia.

Pertama, kata dia, ranking Indonesia dalam kemudahan berusaha atau “ease of doing business” meningkat cukup tajam dari 106 menjadi 91 dari 190 negara.

Menurut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas itu, cukup banyaknya peningkatan yang ditentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah semakin kondusifnya situasi di dalam negeri.

“Riak politik yang terjadi belakangan ini, nampaknya sedikit menahan laju minat investasi tersebut, dan ini cukup masuk akal,” kata dia.

Kedua, pemerintah telah menyelesaikan banyak “pekerjaan rumah”, dengan lahirnya Paket Kebijakan Ekonomi dari I hingga XIV.

Menurut dia, paket-paket tersebut sesuai dengan penomorannya ‘menyentuh” bidang-bidang investasi secara spesifik, misalnya Paket Kebijakan Ekonomi XIV, khusus untuk e-commerce. Paket 13 untuk menyederhanakan proses berusaha di kelompok UMKM sebagai kelompok mayoritas, dan Paket 12, yang menyasar bidang properti dan seterusnya.

“Paket-paket tadi lebih banyak menyangkut kepada bidang pengaturan dalam bentuk regulasi. Hal ini sudah banyak dan jauh dipermudah, sehingga proses petizinan yang cukup panjang dapat dipotong hanya menjadi beberapa minggu saja, bahkan dalam jumlah hari cukup pendek. Tentu saja implementasi di lapangan, akan butuh waktu untuk melihatnya, bagaimana aturan baru yang lebih sederhana tersebut dijalankan,” terang Syahrial.

Ketiga, katanya, perlu pula untuk melihat situasi internasional, dimana perekonomian dunia yang melambat, antara lain ditambah dengan faktor-faktor politik di mancanegara yang belum sepenuhnya memberikan suasana ideal bagi investor untuk memutuskan ke mana arah investasi portofolionya.

“Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif masih di atas rata-rata banyak negara, kemudian situasi kemanan dan politik yang cukup terjaga, serta potensi pasar yang demikian besar, Indonesia tetap merupakan daya tarik dibandingkan dengan banyak negara lain,” ungkap dia.

Kesimpulannya, Indonesia tetap harus bisa terus memperbaiki situasi daya tarik tersebut, jika ingin terus diminati dan dikerubutin oleh investor dalam dan luar negeri.

“Kunci yang paling pokok adalah menciptakan situasi stabil di bidang keamanan dan politik. Jangan sampai keributan di luar negeri sampai bisa mengganggu keamanan dan kenyamanan di Indonesia,” kata Syahrial. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka