Jakarta, Aktual.co — Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai, permasalahan  lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia seperti kemacetan,jalan rusak, kesemrautan hingga kecelakaan tidak lagi hanya sekadar memicu stres, tetapi sudah mematikan aktivitas dan kreatifitas masyarakat. 
Bahkan saat ini kalau kemacetan bukan hanya di Ibukota Jakarta, tetapi sudah melanda di sejumlah kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, Semarang, Medan.
“Jika kondisi ini tidak segera mendapat perhatian serius pemerintah, maka akan menjadi ancaman terhadap kelancaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi bangsa,” kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Senin (9/3).
Menurut Edison, sedikitnya ada lima hal yang memicu kian memburuknya kondisi lalu lintas dan angkutan jalan di negeri ini.
“Pertama adalah,pemerintah dan masyarakat belum memahami secara sungguh-sungguh bahwa sektor lalu lintas dan angkutan jalan adalah sarana penting untuk kelancaran pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Untuk yang kedua, kata Edison bahwa pemerintah khususnya Pemprov DKI kurang kreatif untuk menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan hanya fokus pada pajak kendaraan bermotor (PKB). “Membuat pemerintah tidak berani melakukan moratorium produk  kendaraan sesuai dengan kebutuhan dan daya tampung ruas jalan,” tambahnya.
Untuk yang ketiga, Edison mengatakan bahwa belum tersedianya transportasi umum yang terjangkau secara ekonomi tapi bisa menjamin Keamanan,Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran (Kamseltibcar) serta terintegrasi ke seluruh penjuru. “Sehingga memicu masyarakat menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat  transportasi sehari-hari,” paparnya.
Dikatakan Edison untuk yang keempat yakni Pemerintah tidak berani meminta tanggungjawab pelaksana proyek untuk memberikan jaminan kelancaran lalu lintas dengan menyiapkan rekayasa lalu lintas dan menjadikan syarat dalam kontrak kerja.
“Kelima, pemerintah belum maksimal melakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya budaya tertib dan taat terhadap rambu dan aturan lalu lintas,” tukasnya.
ITW yakin, kondisi lalu lintas dan angkutan jalan di negeri ini akan membaik jika pemerintah  secara sungguh-sungguh melaksanakan kelima hal tersebut.
Edison mengimbau, hendaknya semua pihak  memahami bahwa tertib lalu lintas adalah cermin budaya bangsa, potret modren sebuah bangsa serta sarana  pemersatu untuk mencegah disintegrasi bangsa.
“Lalu lintas bukan untuk mematikan aktivitas dan kreatifitas, apalagi menjadi lahan pembunuhan akibat kecelakaan,” kata Edison.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid