Jakarta, Aktual.co — Izin reklamasi teluk Jakarta yang hingga saat ini masih jadi bahan perdebatan, diyakini akan sangat merugikan masyarakat pesisir dan nelayan. Pasalnya banyak  kehidupan nelayan yang akan dikorbankan akibat proyek reklamasi pantai Pluit ini.

Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Abdul Halim mengatakan inin reklamasi tersebut berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan nelayan untuk melaut, hilangnya tempat tinggal karena penggusuran, dan hilangnya kesempatan pendidikan anak-anak nelayan karena orangtuanya bekerja serabutan.

“Hak yang akan dikorbankan adalah masyarakat pesisir dan warga Jakarta,”  ujar Halim saat dihubungi Wartawan, Senin (25/5).

Di Jelaskan Abdul Halim akibat adanya reklamasi pantai Pluit ini, nantinya para nelayan dan masyarakat Jakarta tidak lagi bisa menikmati pantai secara gratis lantaran pantai tersebut telah dipasang tarif dan dipaksa untuk mengocek uang ratusan ribu rupiah. Tak hanya itu kata Abdul Halim para nelayan juga akan mengalami kerugian materiil. Pasalnya daerah pesisir yang dijadikan Pluit City tersebut merupakan laut tempat mereka menangkap ikan.

“Anak-anak nelayan tidak lagi bisa menikmati pantai,perlengkapan mereka mencari ikan juga masih sangat tradisional,” tegas Halim.

Lebih lanjut Abdul Halim menambahkan dengan adanya reklamasi tersebut nelayan tradisional yang kesehariannya mendapatkan Rp50 ribu hingga Rp100 ribu kini bakal kehilangan penghasilan. Bahkan para nelayan juga akan dirugikan karena tidak bisa mengembangkan kebudayaan dan kehidupan sosial mereka sebagai masyarakat pesisir.

Atas kerugian yang dialami nelayan, Abdul Halim berpendapat proyek ini harus dihentikan. Menurutnya pemerintah harus mengembalikan  hak-hak masyarakat pesisir untuk perumahan yang layak, akses air bersih yang cukup, dan fasilitas yang memadai serta pemenuhan hak pendidikan bagi anak-anak pesisir. “Kita melakukan upaya ligitasi dan gugatan terkait persoalan ini,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid