Pasukan Kostrad, Wanadri dan Komunitas Land Rover melakukan evakuasi pencarian korban banjir bandang di Kampung Bojong Sudika, Cimacan, Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, korban meninggal akibat banjir bandang di Garut tercatat 27 orang. Tim SAR gabungan menemukan empat korban meninggal, sementara korban yang masih hilang 22 orang dan korban luka 32 orang. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Bandung, Aktual.com – Badan SAR Nasional mengimbau masyarakat tak melakuka foto selfie di lokasi bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat, karena terkesan tidak menghargai warga yang sedang dilanda musibah.

“Harap diingatakan atau ditegur bagi masyarakat yang hanya selfie-selfie, mari kita jaga perasaan korban yang terkena bencana,” kata Humas dan Protokoler Basarnas Bandung, Joshua di Bandung, Minggu (25/9).

Menurut dia lokasi banjir bandang di Garut terkesan dianggap sebagai tempat wisata bencana oleh masyarakat bukan korban bencana.

“Jangan kejadian musibah ini dijadikan wisata bencana.”

Senada, Komandan Posko Penanggulangan Bencana Garut Letkol Arm Setyo Hani Susanto mengimbau masyarakat untuk menjaga perasaan korban bencana dengan tidak berfoto-foto di lokasi banjir.

Selama tanggap darurat ada banyak masyarakat luar bahkan mengatasnamakan kelompok atau organisasi berfoto bersama dengan latar belakang daerah terdampak banjir.

“Foto-foto selfie dengan membawa 15 orang, ‘background’nya ada kami (petugas) di lokasi bencana, itu menyakiti perasaan yang menjadi korban,” kata Setyo.

Dia menambahkan masyarakat yang datang ke lokasi banjir itu sebagian hanya menonton, ada juga menyerahkan bantuan langsung kepada korban.

Namun anehnya setelah menyerahkan bantuan, kata dia, kelompok orang tersebut berfoto bersama kemudian teriak-teriak.

“Foto-foto lalu teriak-teriak. Saya dokumentasikan itu. Saya sendiri saja (lokasi banjir) tidak mau memperlihatkan gigi saya (senyum),” kata Setyo.

Beberapa lokasi banjir banyak warga secara perorangan maupun bergerombol mengatasnamakan organisasi atau unsur orang penting datang untuk melihat kondisi pasca banjir.

Seperti di lokasi banjir Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul ada sekelompok perempuan datang untuk memberi bantuan kepada korban banjir.

Setelah menyerahkan bantuan, mereka berfoto bersama dengan gaya ceria berikut latarbelakangnya lokasi bencana banjir.

Selain itu, banyak juga komunitas kendaraan mobil mewah dengan jumlah banyak masuk ke titik lokasi banjir di Cimacan.

Komunitas mobil mewah itu datang sambil menyalakan sirine ketika mau memasuki kawasan lokasi yang terkena dampak banjir. Sementara itu, lokasi banjir di Cimacan banyak rumah yang rusak dan berlumpur.

Petugas gabungan dan sukarelawan masih melakukan pembersihan dan membantu warga untuk membersihkan rumahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu