“Nawa itu sembilan, karena di Bali ada sembilan kabupaten/kota. Chandra itu bulan purnama yang akan menerangi kegelapan. Intinya kita harus bangun pemerataan di sembilan kabupaten/kota agar bisa maju bersama,” katanya memaparkan visi misinya.

Selanjutnya, Rai Mantra mengaku akan memberi perhatian khusus kepada LPD (Lembaga Perkreditan Desa). Sebab, LPD merupakan ujung tombak keberlanjutan budaya di Bali yang merupakan basis pariwisata. “Untuk kebudayaan yang berkelanjutan, kita harus perkuat LPD. Harus dipermudah akses untuk usaha kecil dan menengah, jangan berbelit, umit dan ada uang tip,” tegasnya.

Ekonomi dan pertumbuhan Bali, Rai Mantra melanjutkan, tidak lepas dari pariwisata budaya. “Budaya memberi peranan penting dalam pembangunan keberlanjutan. Mari kita perdalam, pertebal taksu Bali,” ajak dia. Caranya adalah dengan cara menghargai dan menghormati budayawan dan seniman Bali. “Budayawan, seniman dan sastrawan Bali harus diberikan tempat dan apresiasi yang tinggi,” ujar Rai Mantra.

Sementara I Ketut Sudikerta lebih banyak bercerita mengenai proses perjuangan di internal partai hingga akhirnya ia rela kembali menduduki posisi nomor dua meski ia mengantongi rekomendasi sebagai Gubernur Bali oleh Partai Golkar.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid