Jakarta, Aktual.co —Pascapelantikan Jokowi sebagai Presiden RI ke-7, masyarakat menanti siapa menteri yang dipilih dalam susunan kabinet. Pergantian pucuk pimpinan kemterian ini diharapkan membawa angin segar pada suatu perubahan. Demikian juga pada kinerja Kementerian ESDM yang menjadi penanggung jawab segala kebijakan energi di Tanah Air.

Beberapa waktu ini, nama Triharyo Soesilo atau yang lebih akrab dipanggil Hengki mencuat kepermukaan sebagai kandidat menteri ESDM selain Raden Priyono dan Kuntoro Mangkusubroto.

Hengki adalah alumni ITB jurusan Teknik Kimia, masuk tahun 1977 dan lulus 1981. Kemudian dia mengambil Master Of Chemical Engineering di University of Arizona dalam bidang perancangan pabrik. Mulai dari seorang insinyur ahli proses, Hengki meniti karier di PT Rekayasa Industri (Rekind) selama hampir 30 tahun. Kemudian dirinya menjadi menjadi Direktur utama selama 6 tahun dari 2004 sampai dengan 2010.

Beberapa karyanya di Rekind adalah membangun pabrik-pabrik pupuk, semen, kilang BBM, kilang LNG, pabrik Biodiesel, pipa bawah laut menyeberangi selat sunda, pembangkit listrik yang bertenaga uap, gas, dan panas bumi, serta banyak pabrik-pabrik Petrokimia .

Pada tahun 2010 sampai 2012, Hengki kemudian mengemban amanah sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero). Saat menjabat sebagai Komisaris Pertamina, Hengki pernah tersandung kasus penyimpangan proyek Pertamina LOBP oleh Rekind. Proyek LOBP merupakan sebuah proyek yang mengerjakan modernisasi pabrik pencampur pelumas yang ada di daerah Gresik, Jawa Timur.

Proyek tersebut bermasalah lantaran tidak sesuai dengan rencana awal dokumen memorandum. Semula proyek ini ditargetkan berkapasitas 65 ribu kiloliter/tahun/shift, namun proyek tersebut hanya mampu mencapai kapasitas 58 persen dari target atau sekitar 38 ribu kiloliter/tahun/shift. Akibatnya, Pertamina mengalami kelebihan membayar sebesar Rp922,52 juta dan USD242.2 ribu.

Mantan Danjen Marinir Letjen Suharto mengatakan bahwa Hengki yang digadang-gadang akan menempati posisi orang nomer satu di Kementerian ESDM pernah bermasalah dengan hukum. Hal tersebut justru dinilai berbahaya bagi kubu Jokowi.

“Yang sudah tersandung kasus pun jangan, bahaya. Kalau menurut saya, kalau orang itu sudah tersandung kasus itu coret saja,” ujarnya.

Lagipula, lanjutnya, ada 250 jutaan rakyat Indonesia, banyak orang yang berkompeten dalam bidang itu, dan bahkan belum tersandung kasus.

“Kita kan masih punya 250 jutaan rakyat, bukan tidak menghargai dia, tapi kita lebih menghargai yang 250 juta lainnya yang belum tersandung kasus. Masih banyaklah orang yang berkompeten yang belum tersandung kasus. Masa kita terlantarkan orang baik dan lebih mengedepankan orang yang sudah tersandung kasus,” lanjutnya.

Senada dengan hal tersebut, pengamat Indonesia Publik Institut (IPI), Karyono Wibowo mengatakan bahwa Hengky bukanlah personal yang tepat untuk mengisi posisi strategis itu. Pasalnya, selain sosoknya yang kurang dikenal publik, Hengky juga merupakan orang yang pernah terpental dari jajaran Pertamina terkait kasus LOBP oleh PT Rekayasa Industri (Rekind).

“Dia kurang dikenal, dan sudah pernah tersandung kasus. Track recordnya tidak baik,” ujar Karyono.

Saat ini, Triharyo Indrawan Soesilo menjabat Presiden dan CEO Supreme Energy bersama Victor Van Der Mast sebagai Chief Operating Officer dan Yoshikazu Egawa sebagai Chief Financial Officer. Perusahaan yang dipimpin Hengki, bergerak di bidang panas bumi seperti PT Supreme Energy Muara Laboh, PT Supreme Energy Rajabasa, dan PT Supreme Energy Rantau Dedap.

Triharyo Indrawan Soesilo merupakan putra dari Soesilo Soedarman, Jendral TNI (Kehormatan) yang lahir di Cilacap, Jawa Tengah. Pada zaman Orba, Soesilo Soedarman adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.

Selain Triharyo Indrawan Soesilo, putra  Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo digadang-gadang sebagai calon menteri kelautan dan perikanan (maritim). Meskipun ada juga yang menyebutnya sebagai calon menteri riset dan teknologi.

Nama Indroyono semakin santer bakal menduduki jabatan menteri setelah Jokowi mengunjungi Museum Soesilo Soedarman di Cilacap saat kampanye pemilihan presiden lalu.