Depok, Aktual.com – Ekonom Senior, Rizal Ramli menyatakan sudah sangat sering terjadi Patgulipat antara Pemerintah Daerah dengan Pengusaha Nasional, terkait pembelian Participating Interest (PI) yang dimiliki Daerah pada blok Migas dengan harga yang murah.

Hal ini disampaikan Rizal Ramli saat menjadi Penguji Disertasi dengan judul “Politik Energi di Era Desentralisasi Studi Kasus di Pengelolaan Migas Blok Rapak di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2003-2014” oleh penulis Jauchar Barlian.

“Semestinya Pemda tetap mempertahankan PI yang dapat dicicil PI selama 10-20 tahun dari deviden yang diterima Pemda. Selain itu cara lainnya, Pemda bisa melakukan pinjaman komersial,” kata Mantan Menko Ekuin era Presiden Gusdur, di Kampus UI Depok, Rabu (8/1).

Sehingga kata Rizal, jika hal itu dilakukan maka daerah tersebut bisa kaya raya dan rakyat bisa sejahtera dalam menikmati Sumber Daya Alam,”

Dalam sanggahannya terkait menguji hasil Disertasi tersebut, Rizal juga mempertanyakan kepada Penulis, apa betul negara ini lemah atau pemimpinnya yang lemah?

Menurut Mantan Menko Kemaritiman ini, bahwa pemimpin negara inilah yang lemah.

“UU sudah sangat memperkuat posisi negara, tapi karena pemimpin yang lemah, mereka gampang disogok. Sehingga selalu terjadi Patgulipat antara Pemerintah dengan Pengusaha,” tegas Rizal.

Kemudian Rizal juga mempertanyakan kepada penulis, apakah pembahasan PI Blok Rapak ini di DPRD dibahas secara terbuka atau tertutup?

Menanggapi sanggahan Rizal Ramli, penulis Jauchar Barlian beragumen, bahwa regulasi yang dibuat Pemerintah lah yang lemah. Hal ini disebabkan juga karena kepemimpinan juga yang lemah.

Penulis juga menjawab bahwa pembahasan PI Blok Rapak ini di DPRD Kaltim bukan hanya tertutup, tetapi sangat tertutup. Sehingga penulis mengalami kesulitan dalam mencari data yang lengkap.

“PI 10 persen ini menjadi bancakan segelintir elite. Kedepannya harus ada politcal will yang dilakukan oleh pemerintah baik di Pusat maupun daerah,” ungkap Penulis.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan