Jakarta, Aktual.com — Ratusan warga berebut tujuh gunungan hasil bumi yang dikirab bersama Panji Lambang Daerah dalam rangka Hari Jadi Ke-184 Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kirab Panji Lambang Daerah itu tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena selain membawa tujuh gunungan hasil bumi, iring-iringan kirab tidak lagi melalui tengah Alun-alun Banjarnegara.
Sebelum memasuki halaman Pendapa Dipayuda Kabupaten Banjarnegara melainkan lewat Jalan A. Yani yaitu sisi timur alun-alun, dan Jalan Dipayuda ysitu depan pendapa.
Pada tahun-tahun sebelumnya, gunungan hasil bumi yang dikirab hanya sebanyak tiga buah dan diperebutkan di depan gerbang Pendapa Dipayuda. Akan tetapi kali ini ada tujuh gunungan hasil bumi yang diperebutkan oleh warga di perempatan Jalan A. Yani-Jalan Dipayuda, tidak lagi di depan gerbang Pendapa Dipayuda.
Oleh karena itu, selama prosesi kirab berlangsung, konsentrasi warga lebih terfokus di perempatan Jalan A. Yani-Jalan Dipayuda guna menunggu kedatangan iring-iringan tujuh gunungan hasil bumi yang berada di barisan paling belakang.
Saat tujuh gunungan tiba di lokasi perebutan, beberapa warga tampak berusaha mengambil sejumlah hasil bumi yang ada pada gunungan itu namun dihalang-halangi petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarnegara karena prosesi kirab Panji Lambang Daerah belum selesai.
Setelah seluruh pejabat yang mengikuti kirab Panji Lambang Daerah itu memasuki halaman Pendapa Dipayuda, petugas pun mempersilakan warga untuk memperebutkan hasil bumi yang ada pada tujuh gunungan tersebut.
Sontak ratusan warga yang telah lama menunggu segera memperebutkan hasil bumi yang ada pada tujuh gunungan dengan pengamanan petugas Satpol PP dibantu anggota Kepolisian Resor Banjarnegara.
Salah seorang warga Desa Gumingsir, Kecamatan Wanadadi, Rofik mengaku sengaja mengambil untaian gabah pada gunungan paling depan.
“Saya mengambil gabah untuk ditanam lagi, siapa tahu hasilnya baik,” katanya di Banjarnegara, Sabtu (22/8)..
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa gabah tersebut akan disimpan lebih dulu sebelum ditanam.
Seorang warga Desa Bojanegara, Kecamatan Sigaluh, Siti Kholifah juga mengaku sengaja mengambil gabah untuk ditanam dengan harapan hasilnya berlimpah.
“Soalnya ini (gabah, red.) sudah didoain dan dari dulu, setiap tahun sekali diadain seperti ini. Saya berharap setelah gabah ini ditanam, tanamannya subur, banyak hasilnya,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka