Semarang, Aktual.co — Jalur jarak jauh jurusan Jakarta-Surabaya mengalami keterlambatan jadwal perjalanan sekitar 3-5 jam akibat tiga titik perlintasan rel kereta api di perlintasan antara Bumbung-Solo ambles, Jum’at (3/4).
Adapun KA-KA yang mengalami jadwal kelambatan di wilayah PT KAI Daop 4 Semarang antara lain, KA Majapahit (Malang – Jakarta), KA Matarmaja (Malang – Jakarta), KA Brantas (Kediri – Jakarta), KA Bangunkarta (Surabaya Gubeng – Jakarta), dan KA Kalijaga (Purwosari – Semarang Poncol).
Manajer Humas Daop IV Semarang, Suprapto mengatakan amblesnya perlintasan rel kereta karena faktor cuaca buruk, sehingga air menggenang bantalan rel.
“Diperkirakan untuk amblesan di petak jalan antara Gundih – Karangsono, ditargetkan selesai diperbaiki kurang lebih 2 hari. Kemarin langsung diperaiki dan tanggal 6 April 2015 diperkirakan sudah bisa normal,” tandas dia di Semarang, Sabtu (4/4).
Diketahui, tiga titik perlintasan KA yang ambles berada di petak jalan antara Gundih-Karangsono KM 63+6/8 (wilayah Daop 4 Semarang), jalan antara stasion Goprak – Gundih KM 69 + 6/9 dan Longsoran dipetak jalan antara sta Sumberlawang – Goprak di KM 78 + 6/7.
“Keduanya itu berada di wilayah Daop 6 yogyakarta. Dan itu menjadi tanggungjawab Daop setempat,” beber dia.
Sampai saat ini, dampak akibat KA ambles di wilayah Gundih – Karangsono, mengakibatkan perjalanan harus berjalan memutar dengan rute dari Brumbung – Ngrombo – Gundih – Solo Balapan. Diperkirakan untuk amblesan di petak jalan antara Gundih – Karangsono,dat ditargetkan selesai diperbaiki kurang lebih 2 hari.
“Kalau berjalan normalnya dari Brumbung – Kedung Jati- Karangsono – Gundih – Solo Balapan. Sementara, perjalanan untuk dipetak jalan Gundih – Goplak dan Goplak – Sumberlawang harus berjalan 5 km/ jam,” kata dia.
Menghadapi kelambatan yang cukup tinggi, pihaknya akan memberikan service recovery, berupa makanan ringan hingga makanan berat kepad para penumpang ke Daop IV PT KAI Semarang.
“Atas keterlambatan tersebut, kami dari pihak PT KAI Daop 4 Semarang mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan masyarakat menjadi maklum, karena hal ini disebabkan faktor alam berupa curah hujan yg cukup tinggi,” pungkasnya
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















