Jakarta, Aktual.com — Jahe merupakan salah satu ‘superfood’ yang telah hadir dalam kehidupan manusia selama ribuan tahun dengan manfaat kesehatan yang sangat mengagumkan. Manfaat itu kini terbukti secara ilmiah, bahwa jahe, memiliki sifat bermanfaat yang lebih dari yang kita bayangkan sebelumnya.
Dituliskan dalam laman NaturalNews, dalam penelitian terbaru menunjukan, di antara banyak kualitas yang menampilkan kesehatan manusia, jahe mungkin 10 ribu kali lebih efektif dalam melawan kanker dibandingkan “kemoterapi”.
Revolusi makanan mencatat, bahwa berdasarkan penelitian terbaru dengan judul ‘6-Shogaol Inhibits Breast Cancer Cells and Stem Cell-Like Spheroids by Modulation of Notch Signaling Pathway and Induction of Autophagic Cell Death’, yang mana penelitian itu menjelaskan bahwa komponen dalam jahe, antara lain ‘6-gingerol’, ‘8-gingerol’, dan ‘6-shogaol’.
Namun dengan ‘6-shogaol’ saja, bisa menghambat pertumbuhan sel kanker payudara dan sel induk seperti spheroids dengan induksi autophagic atas kematian sel.
Jahe yang dihasilkan ketika akarnya dalam keadaan kering. Studi ini menemukan, dalam menghancurkan efek sel kanker, yang terkonsentrasi non-toksik pada sel-sel non-kanker. Perbedaan penting dari pengobatan kanker konvensional yang tidak menunjukkan semacam ini, sitotoksisitas secara selektif dan karena itu dapat menimbulkan kerusakan besar terhadap pasien.
Sel-sel induk kanker yang disebut “sel ibu”, karena mereka merupakan prekursor terhadap “sel anak” yang berkembang biak dalam membuat tumor. Sebagaian peneliti mencatat, kemoterapi tidak efektif dalam membunuh ‘sel-sel ibu’ ini. Dan, oleh karena itu dalam banyak kasus, sel kanker akan timbul kembali.
Dari hasil penelitian yang ditemukan, bahwa sel induk kanker menimbulkan hambatan serius untuk terapi kanker. Karena sel ini bertanggung jawab untuk prognosis negatif dan timbulnya tumor. Dalam hal ini, kemoterapi berkhasiat akan membunuh sel-sel tersebut. Dan, membuat kondisi pasien ‘jatuh’ dalam kesengsaraan.
Namun, beberapa peneliti menyatakan, bahwa sel-sel induk kanker yang resisten terhadap paclitaxel, doxorubicin, 5-fluorouracil, dan platinum obat (8, 16). CSC tidak terjangkau terhadap tumor untuk kemoterapi oleh sebagian penderita.
Oleh karena itu setiap senyawa, yang menunjukkan sel-sel induk kanker, menjadi langkah yang dibutuhkan terhadap pengobatan kanker dan harus ditindaklanjuti untuk pengembangan lebih lanjut.
Jahe telah terbukti efektif dalam membunuh ovarium dan sel kanker prostat- di mana penelitian lebih lanjut bisa mengarah pada pengobatan yang lebih efektif yang tidak membahayakan sel-sel sehat dalam tubuh manusia. Tidak seperti kemoterapi dan perawatan radiasi.
Sifat jahe yang kuat terhadap anti-inflamasinya, anti-parasit, anti-virus dan anti-bakteri. Jahe dianggap salah satu makanan yang paling kuat manfaatnya di abad ke-21.
Jahe juga kaya akan vitamin C, magnesium dan mineral lain yang membuatnya sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia secara keseluruhan. Hal ini juga diketahui dalam sejarah panjang penggunaan jahe untuk meningkatkan pencernaan dan kekebalan tubuh.
Di samping itu juga mengurangi rasa sakit serta ‘memerangi’ penyakit kardiovaskular, asma dan banyak masalah kesehatan lainnya. Bersambung…
Artikel ini ditulis oleh: