Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) Erick Thohir (kanan) dan Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas (kiri) seusai penandatanganan kerjasama Astra menjadi Official Prestige Partner Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis (4/7).Dengan Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia (SATU Indonesia), PT Astra International Tbk menyambut acara ini dengan mendukung penuh Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) sebagai penyelenggara Asian Games 2018 dengan menjadi salah satu Official Prestige Partner kegiatan olahraga yang diadakan setiap 4 tahun sekali. Wujud kontribusi nyata Astra dalam Asian Games 2018 ini sejalan dengan butir pertama filosofi Astra (Catur Dharma), yaitu menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.Sebagai Official Prestige Partner, Astra juga turut berpartisipasi dalam torch relay Asian Games 2018 di 10 kota, yaitu di Solo, Denpasar, Mataram, Sorong, Makassar, Banjarmasin, Sumatera Utara, Palembang, Bandung dan Jakarta. Selain mengikuti torch relay di 10 kota, Astra juga akan mengadakan acara di dua kota yang dilewati obor Asian Games, yaitu di kota Palembang dan Denpasar. Acara di dua kota ini akan diadakan di Kampung Berseri Astra Palembang dan Denpasar. Hal ini dilakukan bersamaan dengan kampanye Astra Festival Kampung Berseri Astra. AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, Aktual.com – Indonesia tengah mencalonkan diri sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di dunia, yaitu Olimpiade 2032.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir mengungkapkan, dua daerah yang disiapkan seandainya nanti Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Erick menilai, dua daerah ini merupakan yang paling layak menyelenggarakan Olimpiade.

“Masalah utama penyelenggaraan multi-cabang olahraga adalah pertandingan sepak bola. Jakarta tidak mungkin membangun tambahan lima stadion sepak bola. Mau tidak mau, Jakarta butuh dukungan dari Jawa Barat atau Banten,” ujar Erick selepas mengikuti peluncuran buku “Turbulensi Sport di Indonesia” di Jakarta, Kamis (15/11).

Perhitungan jarak tempuh perjalanan atlet dan ofisial peserta Olimpiade disebut Erick menjadi pertimbangan dan faktor utama dalam memilih daerah yang dijadikan lokasi penyelenggaraan Olimpiade.

“Kami sudah mempromosikan penggunaan transportasi publik ketika menyelenggaraan Asian Games 2018. Masyarakat juga akan semakin terdorong memakai transportasi publik setelah MRT di Jakarta beroperasi dan trotoar juga sudah baik. Begitupula dengna bandar udara di Jawa Barat,” kata Erick tentang konektivitas transportasi publik Jakarta dengan daerah-daerah di sekitarnya.

Pria pemilik klub bola basket Satria Muda Pertamina itu mengatakan Indonesia sudah harus memulai mempersiapkan diri sebagai tuan rumah mulai 2019 dengan membentuk tim persiapan.

“Tim harus dibentuk setelah selesai pemilihan umum. Tahun 2024 tidak akan terasa lama karena kita akan bersaing dengan negara-negara lain sebagai tuan rumah,” kata Erick yang merujuk Korea Selatan dan Korea Utara yang juga menyiapkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade.

Terkait anggaran, Erick menyebut penyelenggaraan Olimpiade akan membutuhkan anggaran empat kali lipat dari anggaran penyelenggaraan Asian Games 2018.

“Jika pemerintah pada 2029 atau 2030 belum siap secara anggaran, lebih baik tidak ambil sebagai tuan rumah karena Indonesia akan dipermalukan jika tidak siap,” katanya.

Namun, Erick tetap mendorong Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 sebagaimana telah dinyatakan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.

“Sebuah penyelenggaraan kegiatan olahraga dapat mempersatukan bangsa sekaligus menjadi kebanggaan bangsa kita dalam lingkup internasional. Kegiatan olahraga itu dibutuhkan sebagai ledakan-ledakan yang bersifat positif,” kata Erick.

Indonesia, lanjut Erick, juga sudah punya modal sumber daya manusia lebih dari 30 ribu orang yang telah mendapatkan pelatihan sebagai sukarelawan dalam Asian Games 2018.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan