Jakarta, Aktual.co —Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akui banjir masih terjadi di sejumlah titik di ibu kota di puncak musim penghujan saat ini.
Menurutnya, banjir terjadi akibat sistem pompa penyedot air yang belum berjalan maksimal di sejumlah titik rawan banjir. Diakuinya, meski sudah diupayakan pengadaan pompa, tetap saja ada daerah yang banjirnya sulit diatasi cepat.
“Yang repotnya di Jakarta Selatan ini. Karena rata-rata sungainya diduduki rumah-rumah mewah sampai kumuh,” keluh Ahok, di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (2/2).
Akibatnya, ada sungai yang lebar idealnya 20 meter dan 12 meter, namun sekarang tinggal tiga meter saja.
Untuk itu dia janji terus lakukan penertiban atas temuan tersebut. Ahok juga berjanji daerah yang biasanya jadi langganan banjir, di 2015 ini akan berkurang. “Minimal Grogol, Slipi harus bebas (banjir). Termasuk Green Garden.”
Awal Januari, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta berencana membeli lima unit pompa air yang memiliki kemampuan menampung debit air hingga 110 meter kubik per detik.
“Kapasitas dan juga kekuatan mesin pompa-pompa besar tersebut sama seperti sepuluh pompa penyedot air yang sudah ada selama ini,” ujar Kepala Dinas PU Tata Air DKI Agus Priyono, di Jakarta, (6/1).
Lima pompa yang harga tiap unitnya berkisar Rp600 miliar hingga Rp1 triliun akan dipasang di Kamal Muara, Muara Angke, Muara Karang, Kali Sentiong dan kawasan Marina. Alasannya, di daerah itu banjir rob sudah tinggi.
“Kalau rob tinggi, air sungai berhenti, makanya kita mau pasang pompa,” ujar Agus.
Dia berharap lima pompa besar itu dapat mengatasi banjir yang menggenangi pemukiman warga, terutama di kawasan sekitar Kanal Banjir Barat (KBB) dan Muara Angke. Jumlah pompa air juga akan ditambah di kawasan Pasar Ikan di Jakarta Utara.
Artikel ini ditulis oleh:

















